Sunday, May 19, 2024
Home > Berita > Amukan Israel di Gaza hancurkan 75% bangunan,  Lebih buruk dari Dresden 1945

Amukan Israel di Gaza hancurkan 75% bangunan,  Lebih buruk dari Dresden 1945

Pengungsi Palestina meninggalkan Rafah ke daerah yang lebih aman di Gaza selatan. (AFP)

Mimbar-Rakyat.com (Jeddah) – Pengeboman Israel di Gaza selama tujuh bulan telah menimbulkan lebih banyak kerusakan dibandingkan pengeboman kontroversial di kota Dresden di Jerman menjelang akhir Perang Dunia Kedua.Demikian kata para analis citra satelit, Selasa.

Hampir 75 persen bangunan di Kota Gaza rusak atau hancur, lima rumah sakit hancur total, kurang dari satu dari tiga rumah sakit bahkan berfungsi sebagian, 408 dari 563 sekolah rusak dan 53 hancur total, dan lebih dari 60 persen masjid-masjid telah menjadi puing-puing.

“Tingkat kehancuran tercepat terjadi dalam dua hingga tiga bulan pertama setelah pemboman,” kata Corey Scher, analis citra satelit di City University of New York di AS, seperti dikutip dari Arab News. “Tingkat kerusakan yang tercatat tidak seperti yang pernah kami pelajari sebelumnya. Ini jauh lebih cepat dan lebih luas dibandingkan apa pun yang telah kami petakan.”

Sebagai perbandingan, empat serangan udara di Dresden pada bulan Februari 1945 hanya menghancurkan kurang dari 60 persen bangunan kota. Pesawat pengebom Amerika dan Inggris menjatuhkan lebih dari 3.900 ton bahan peledak dan pembakar yang menghancurkan lebih dari 6,5 km2 kota tersebut dalam salah satu aksi perang yang paling kontroversial.

Di Gaza pada hari Selasa lalu, pasukan Israel merebut perbatasan Rafah antara Mesir dan daerah kantong tersebut, menutup jalur bantuan penting. Tank-tank meluncur melewati kompleks penyeberangan dan bendera Israel dikibarkan di sisi Gaza.

Terjadi penembakan tank besar-besaran pada Selasa malam di Rafah timur. “Mereka menjadi gila, tank menembakkan peluru dan bom asap menutupi langit dan asap di lingkungan Al-Salam dan Jneinah,” kata Emad Joudat, 55, seorang pengungsi dari Kota Gaza.

“Saya sekarang serius memikirkan untuk menuju ke utara, mungkin ke wilayah tengah Gaza. Jika mereka bergerak lebih jauh ke Rafah, maka ini akan menjadi sumber pembantaian.”

Penyitaan perbatasan tersebut terjadi meskipun ada seruan selama berminggu-minggu dari sekutu dan badan-badan internasional agar Israel menunda serangan besar-besaran di kota tersebut. Militer Israel mengatakan pihaknya melakukan operasi terbatas di Rafah untuk membunuh pejuang Hamas dan membongkar infrastrukturnya.

Sementara itu terjadi kebingungan di Israel setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak proposal gencatan senjata yang diterima Hamas pada Senin malam. Seorang pejabat Israel mengatakan rencana tersebut hampir sama dengan proposal gencatan senjata Israel yang diajukan pada akhir April, dengan beberapa perubahan kecil.

Namun, Netanyahu mengatakan pada hari Selasa bahwa rencana gencatan senjata “tidak memenuhi” tuntutan Israel. Pembicaraan mengenai gencatan senjata berlanjut di Kairo.***(edy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru