Friday, March 29, 2024
Home > Berita > Bekasi Raya > Imam Mufti, si tukang ojek dan pemandi mayat

Imam Mufti, si tukang ojek dan pemandi mayat

Imam Mufti, tukang ojek online danjuga pemandi mayat. (agus)

Mimbar-Rakyat.com (Bekasi) – Menjadi pemandi mayat pastinya tidak semua orang berani melakukannya, padahal pekerjaan ini sangat mulia dan dibutuhkan, ketika ada orang yang meninggal dunia.

Di Perumahan Bekasi Jaya Indah, Kelurahan Durenjaya, Bekasi Timur, misalnya, saat ini hanya ada seorang pemandi mayat, bernama Imam Mufti berusia 50 tahun.

Mengawali profesinya tujuh tahun lalu, berawal ketika Mesjid Al Hidayah di RW 13 Durenjaya, Bekasi Timur, menginginkan adanya regenerasi untuk profesi pemandi mayat, supaya ketika ada warga yang meninggal tidak sulit mencarinya. Ketika itu satu-satunya pemandi mayat yang ada memang sudah sepuh .

Ada lima orang yang dipilih ketika itu. Salah satunya adalah Imam Mufti. Namun di antara lima orang itu, hanya Imam Mufti yang ‘ berani’ mengambil tantangan ini.

“ Ya awalnya sih pastinya takut. Tapi dengan Bismillah saya coba pekerjaan ini,” ujar Imam saat bincang-bincang dengan mimbar-rakyat.com, Sabtu.

Pertama menjalankan tugas sebagai pemandi mayat, sekitar tujuh tahun lalu, Imam masih menjadi asisten mendampingi seniornya. Setelah seniornya istirahat, Imam tampil menggantikannya.

“Alhamdulillah tujuh tahun sudah profesi ini saya tekuni,” ujarnya .

Imam setiap kali memandikan mayat mendapatkan ‘ honor’ sekitar Rp300.000,-

“Saya dapat honor dari Mesjid Al Hidayah karena memang setiap ada warga yang meninggal, pihak mesjid yang mengurus pemandian jenazahnya,”  terang Imam .

Sejatinya menjadi pemandi mayat bukanlah pekerjaan yang bisa diandalkan untuk kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Oleh karenanya, Imam sehari-hari menjadi penarik ojek online.

Namun begitu ketika ‘ panggilan tugas’ sebagai pemandi mayat memanggilnya, ini menjadi prioritas buatnya. Karena buatnya, pekerjaan pemandi mayat sangatlah mulia.

Tujuh tahun menggeluti profesi sebagai pemandi mayat, Imam mengaku tak pernah menemukan hal- hal aneh. “Hanya kondisi mayat yang berbeda. Misal saja mayat yang selama sakit sering dikemo, ada bagian tubuh yang bolong dan itu harus ditutup dengan kapas,” kata Imam.

“Atau ada juga belatung di tubuh jenazah, kita juga harus membersihkannya,”  Imam menceritakan pengalamannya.

Kini ada rasa risau dalam dirinya, karena dia khawatir ketika dirinya ingin meninggalkan profesi sebagai pemandi mayat, belum kelihatan ada orang yang mau menggantikannya.

Rasanya hingga kini, tidak banyak orang yang berani menjadikan pemandi mayat sebagai pekerjaan atau profesi.

Namun Imam dan Imam-Imam lain melakoni tugasnya dengan iklas dan semoga mendapat pahala dari Allah SWT.  (agus suzana/arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru