Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Sejumlah ibu mudayang tergabung dalam Jaringan Perempuan Lintas Agama (Jaga Pelita) bersama warga Desa Cipasung, Kecamatan Darma, Kuningan, Jawa Barat, memperingati Hari Menanam Pohon, 28 November, dengan bercocok tanam pohon kopi di Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kuningan.

Hari peringatan tersebut menjadi momentum terbesar bagi Jaga Pelita, untuk menjaga ekosistem, dan etalase tanaman lokal serta pembelajaran tentang pelestarian keanekaragaman hayati bagi masyarakat.

Salahsatu anggota Jaga Pelita, dr. Maria Goreti Novita D.A.R, mengatakan,   dengan dipilihnya bibit tanaman kopi diharapkan bisa memberikan manfaat ekonomi,kepada masyarakat sekitar.

“Ada seribu bibit tanaman kopi yang ditanam. Untuk hari ini kami menanam 140 bibit kopi jenis liberika, minggu depan akan dilanjutkan kembali,” katanya.

Tidak hanya kopi jenis liberika, pihaknya akan menanam tiga jenis kopi lainnya,  arabica, robusta dan exelsa.

“Ke depan mudah-mudahan, kawasan ini bisa menjadi Wisata Kopi di Kuningan, dan bisa menjadi ikon, karena Kuningan ini punya sejarah terhadap kopi, seperti liberika dari Cipasung yang memang pohonnya di sana sudah berusia tua, juga di Citangtu,” jelas dr. Maria.

Kepala Dusun I, Desa Cipasung, Dedi, mengungkapkan dengan adanya pohon kopi liberika yang berusia lebih dari 50 tahun di Desa Cipasung merupakan suatu kebanggaan.

“Dengan adanya pohon kopi  Liberika di Cipasung, menjadi tantangan tersendiri bagi Kami, untuk melestarikan produk kopi tanaman lokal,” ujarnya.

Dengan melihat kegiatan penanaman pohon kopi yang digawangi oleh Jaga Pelita, hal tersebut memicu semangat Dedi untuk terus mengembangkan potensi kopi lokal yang sudah ada sejak dahulu.

“Saya menjadi lebih termotivasi untuk membangun Desa Cipasung sebagai Desa rintisan Wisata Kopi, dan akan menjadikan sebuah alasan kenapa orang mau datang ke desa Cipasung,yaitu dg adanya kopi Liberika sebagai power of the year,” katanya semangat.  (dien / arl)