Friday, April 19, 2024
Home > Berita > Kegiatan belajar mengajar tatap muka di Kuningan sudah dimulai

Kegiatan belajar mengajar tatap muka di Kuningan sudah dimulai

Kegiatan belajar mengeajar sudah dimulai Senin di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. (dien)

Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Kegiatan belajar mengajar tatap muka di Kabupaten Kuningan telah dimulai sejak Senin (11/7/2020) dengan menerapkan standar protokoler pencegahan Covid-19, salah satunya SMAN 1 Garawangi. 

SMAN 1 Garawangi menerapkan delapan Standar Oprasional (SOP), untuk protokoler Covid-19,saat KBM tatap muka. 

Wakasek Kesiswaan SMAN 1 Garawangi, Uci Wikara, menjelaskan, SOP tersebut berpedoman pada aturan pembelajaran di masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang dikeluarkan pemerintah, seperti Revisi SKB 4 menteri tentang pedoman pelaksanaan pendidikan di masa Pandemi Covid-19, dan juga Perbup Kuningan nomor 59 tahun 2020.

“Kita pasang semua aturan untuk para peserta didik dan dewan guru dalam melaksanakan KBM secara tatap muka ini dalam bentuk banner seruan di semua titik strategis di lingkungan sekolah, ” jelasnya.

Seruan tersebut untuk mematuhi semua protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, penggunasn hand sanitizer, memakai face shield di dalam kelas, dan selalu menjaga jarak.

Kepala Sekolah SMAN 1 Garawangi di Kabupaten Kuningan. (dien)

“Untuk di kelas pun ada aturan bagi guru pengajar dan siswa saat KBM berlangsung, ” ujarnya.

Selain itu, saat pulang sekolah, dimana pembelajaran hanya berlangsung selama empat jam, siswa dilarang berkerumun saat ke luar lingkungan sekolah. Mereka diharuskan langsung pulang ke rumah masing-masing. 

“Kantin sekolah pun kita tutup dan siswa disuruh membawa bekal sendiri dari rumah jika ingin makan minum,” tambah guru yang juga aktif jadi Pembina Pramuka ini.

KBM secara tatap muka di SMAN 1 Garawangi ini dilaksanskan secara bertahap dan dijadwal mengingat ada aturan pembatasan jumlah siswa per kelas.

“Ada 10 rombongan belajar per tingkatan kelas, seperti Kelas X, kita bagi jadi 20 ruangan kelas. Sisanya tetao mengikuti pendidikan jarak jauh secara daring melalui berbagai aplikasi berbasis android, ” kata Uci.

Terkait izin dari orangtua siswa, ia mengatakan, dari format surat izin orangtua yang disebarkannya melalui siswa, semuanya tidak keberatan dan mengizinkan anak mereka untuk ikut KBM secara tatap muka.

Meski harus mengantri di depan pintu gerbang untuk menerapkan protokoler kesehatan, salah satu siswi SMAN Garawangi, Ratna (16 tahun), mengaku bahagia bisa kembali belaja di sekolah.

“Iya seneng banget bisa sekolah lagi, di rumah selama 3 bulan cukup jenuh, kalau di sekolah kan bisa ketemu dengan teman-teman,”ujar siswi kelas XI ini. (dien/arl) 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru