Saturday, May 11, 2024
Home > Berita > Logsor di Wonosobo akibat hujan dan struktur tanah yang labil

Logsor di Wonosobo akibat hujan dan struktur tanah yang labil

Persawahan warga yang terdampak banjir dan longsor di Desa Karangsambung, Wonosobo, pada Sabtu (26/3). (Foto: BPBD Kabupaten Wonosobo)

Mimbar-Rakyat.com (Wonosobo) – Hujan dan struktur tanah labil membuat longsor terjadi di wilayah Desa Karangsambung, Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, Sabtu (26/3). Satu warga tewas akibat material longsor. Proses evakuasi korban meninggal tersebut berhasil dilakukan oleh Basarnas dan unsur terkait lain.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonosobo mengupayakan beberapa langkah untuk menghindari dampak susulan. Dan diinformasikan, kejadian ini dipicu oleh kondisi hujan dan struktur tanah labil. Pihaknya telah memantau bahwa longsor sebelumnya pernah terjadi pada 14 Maret 2022 lalu. Kejadian saat itu material tanah menutup saluran irigasi serta membentuk cekungan sehingga air genangan terbentuk.

Sabtu lalu ketinggian genangan diperkirakan antara 3 hingga 9 meter, yang letaknya berada pada lereng atas Desa Karangsambung. Kondisi tersebut akhirnya mengakibatkan longsoran pada Sabtu sore, sekitar pukul 14.30 WIB. Demikian dikutip dari bnpb.go.id.

Petugas BPBD yang dibantu petugas Dinas Pekerjaan Umum, PDAM, Perhutani dan warga setempat melakukan pemasangan konstruksi alkon dan pipa untuk membuang air tersisa pada cekungan. Melalui upaya tersebut, air digenangan dapat dibuang hingga ke bawah.

BPBD mengimbau warga untuk waspada dan hati-hati terhadap longsor susulan. Pihaknya juga masih mendata luasan area sawah yang terdampak material longsor.

BNPB mengharapkan peristiwa di Wonosobo ini menjadi pembelajaran jika ditemukan bendung-bendung alam di tempat lain yang sudah terisi air dan berpotensi longsor dan menimbulkan banjir bandang. Upaya mitigasi yang cepat dan tepat waktu bisa menentukan penyelamatan jiwa manusia.

Meskipun secara periode musim secara umum Indonesia sudah berada di fase peralihan musim hujan ke musim kemarau (Maret – Mei),  di beberapa tempat khususnya sebagaian besar Pulau Jawa, Kalimantan bagian Selatan, Tengah dan Timur, Sulawesi bagian timur masih mengalami curah hujan dengan intensitas tinggi dan durasi lama sehingga berpotensi menyebabkan banjir, banjir bandang dan tanah longsor.

Masyarakat diharapkan waspada jika hujan lebat terjadi lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 50 meter. Jika kondisi tersebut terjadi, warga di sepanjang aliran sungai dan sempadan lereng diharapkan bisa evakuasi mandiri sementara hingga hujan berhenti dan tidak terdapat tanda-tanda kenaikan debit air maupun gerakan tanah.***(edy)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru