Thursday, March 28, 2024
Home > Berita > Harga Gabah Merosot Tajam, Padahal Panen Baru 20 Persen

Harga Gabah Merosot Tajam, Padahal Panen Baru 20 Persen

Panen padi di Indramayu. (ist)

MIMBAR-RAKYAT.Com (Indramayu) – Harga gabah langsung merosot tajam, padahal panen padi di di Jawa Barat, terutama di Kabupaten Indramayu belum merata.

“Baru sekitar 20 persen saja sawah petani yang sudah dipanen. kami bingung kenapa harga gabah langsung anjlok,” kata Wadi, petani di Karanganyar, Indramayu, Minggu (25/3).

Turunnya harga gabah yang cukup mengejutkan itu efeknya menurunkan pendapatan para petani. Padahal, mereka berharap, panen awal bisa mendapat harga lebih baik.

“Seharusnya panen padi lebih awal ini harganya masih tinggi. Tidak terlampau jauh dari harga puncak yang dalam beberapa waktu lalu sempat menyentuh Rp 7.500 per kg,” katanya.

Disebutkan, harga gabah hasil panen Musim Tanam (MT) Rendeng ini beragam. Dari mulai harga terendah Rp4.300 per kg hingga harga tertinggi mencapai Rp 5.200 per kg. Tinggi rendahnya harga gabah itu katanya ditentukan oleh kualitas dan varietas atau jenis gabah yang akan dijual ke tengkulak.

Untuk jenis gabah IR 64 atau Ciherang yang kondisinya mulus dalam arti tidak ada butir hampa, tidak ada kotoran dan tidak ada butir gabah hijau harganya cukup tinggi mencapai Rp 5.200 per kg. Namun untuk gabah varietas Kebo sekalipun kualitasnya mulus, tidak ada kotoran dan tidak ada bulir gabah berwarna hijau harganya relative murah Rp4.300 per kg.

Petani lainnya di Kecamatan Terisi, Carya, 53 menerangkan, harga gabah langsung turun saat panen padi mulai merambah tanaman padi sistem tumpangsari di lahan Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Indramayu.

“Sebelum panen harga gabah di sini tinggi mencapai Rp 7.000 per kg, setelah ada sawah yang dipanen harganya turun setiap hari dan sekarang harganya Rp 5.200 per kg,” katanya.

Para petani yang menanam padi sistem tumpangsari di kawasan hutan KPH Indramayu biasanya menanam varietas IR 64 dan Ciherang. Alasannya katanya karena umurnya relative lebih pendek ketimbang variertas Kebo yang masa panennya lebih lama sekitar 10 hari hingga 15 hari.

“Petani umumnya di desak kebutuhan sehingga tidak mungkin gabah hasil panen MT Rendeng ini terlalu lama disimpan. Lagian kalau terlampau lama disimpan misalnya kalau kita menjual gabah bulan April atau Mei 2018 harganya dikhawatirkan akan lebih murah lagi, karena saat itu akan terjadi panen raya,” katanya. (joh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru