Tuesday, April 16, 2024
Home > Berita > Menginap di Toko Jam di Pasar, 23 Anggota Rombongan Pengantin Dari Padang Jadi Korban Gempa Pidie Jaya, Aceh

Menginap di Toko Jam di Pasar, 23 Anggota Rombongan Pengantin Dari Padang Jadi Korban Gempa Pidie Jaya, Aceh

Gempa di Kabupaten Pidie Jaya menghancurkan bangunan. (ist)

MIMBAR-RAKYAT.COM (Aceh) – Gempa bumi berkekuatan 6,4 skala richter (SR) yang meluluh-lantakkan Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/12) pukul 05:04 dan merenggut 97 nyawa, ratusan luka, serta ribuan bangunan rusak, menyisakan banyak cerita pilu.

Salah satu di antaranya, rombongan ‎Antar Linto Baro (pengantin laki-laki) asal Padang, Sumatera Barat yang juga menjadi korban. Rombongan pengantin berjumlah 23 orang yang menginap di toko jam di pusat Pasar Kota Meureudu, tewas.

Rombongan yang belum diketahui identitasnya tertimbun reruntuhan toko jam toko jam, hingga Rabu petang masih dalam proses evakuasi yang dilakukan petugas.

Camat Meureudu, Kabupaten Pidie Jaya, Mahdi mengatakan, belum diketahui nama-nama anggota rombongan asal Padang itu. “Yang jelas meraka berasal dari Padang, jumlahnya 23 orang,” katanya.

“Mereka ini menginap di rumah saudaranya yang juga orang padang berdagang di pasar. Saya tidak tahu namanya pemilik toko jam itu, tapi dia sudah lama di sana,” kata Mahdi.

Sementara Nisa Karya, 27, warga Rambong, Kecamatan Setia, Aceh Barat Daya (Abdya), karyawan SPBU Ulee Gle, Bandar Dua, Pidie Jaya, yang selamat dari reruntuhan ruko akibat gempa mengatakan, saat gempa dia berada di lantai dua warung kopi di samping SPBU.

Dia mengaku sadar saat bangunan roboh. Dia menangis sembari berteriak minta tolong.  “Alhamdulillah saya selamat dan saya membawa HP dan beberapa pakaian,” katanya dengan nada terbata-bata. Nisa mengaku terkurung dalam reruntuhan bangunan dalam kondisi gelap gulita. Untungnya ada HP buat penerang.

“Ketika hari sudah pagi atau mulai terang, saya melihat ada cahaya
dari luar. Lalu saya merayap keluar mencari sumber cahaya,” katanya. Nisa lebih memilih beristirahat di musola SPBU Ulee Glee, baru siangnya ada bantuan medis mengobati luka-lukanya.

Sedankan Zulkarnen, 32, warga Batee Iliek, Kecamatan Samalanga, Bireuen, berhasil menyelamatkan seorang pemuda yang berada di bawah reruntuhan bangunan ruko tiga lantai di samping SPBU Ulee Glee, Pidie Jaya. Pemuda itu Heri, 20, warga Jangka Buya, Bandar Dua, Pidie Jaya. Heri selamat dari reruntuhan bangunan.

Zulkarnen mengatakan, pada pukul 06:00 usai salat subuh berangkat dari Batee Iliek untuk melihat bangunan yang runtuh di Pidie Jaya (Pijay). Zulkarnen mendengar suara seorang pemuda di bawah bangunan minta tolong.

“Saya mencoba masuk ke bawah reruntuhan bangunan itu, tapi saya tidak bisa masuk,” kata Zulkarnen.

OPERASI PENCARIAN
Operasi pencarian dan penyelamatan korban jiwa di Kabupaten Pidie Jaya terus dilakukan tim gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, Tagana, PMI, relawan, dan masyarakat.

“Hingga Rabu petang Tim SAR telah menemukan 94 korban tewas dan puluhan orang luka berat,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sutopo Purwo Nugroho.Korban dirujuk ke RSUD Pidie Jaya dan Puskesmas.

Disebutkan, di Pidie Jaya terdapat 72 ruko roboh, beberapa tiang listrik roboh, dan beberapa ruas jalan rusak. Bahkan ada 5 mesjid roboh. Di Kabupaten Bireuen terdapat 2 rumah roboh dan 1 mesjid roboh.

BMKG Aceh merilis, gempa 6,4 SR itu terjadi pada pukul 05.03 WIB, dengan lokasi 5,19 Lintang Utara (LU) dan 96,36 Barat Timur (BT), berjarak 18 kilometer timur laut Kabupaten Pidie Jaya, dengan kedalaman10 kilometer.

Gempa paling kuat di Kabuaten Pidie Jaya dan meluas ke Pidie, Aceh Besar, Sabang, Bireun, dan Lhokseumawe.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Mochammad Riyadi mengatakan, terdapat gempa susulan 10 kali. “Gempa terjadi dari pukul 05.03 sampai pukul 08.00 itu ada 10 gempa susulan dengan kekuatan relatif kecil, yaitu paling besar 4,8 SR,” katanya.

Tim SAR Medan memberangkatkan dua regu atau sebanyak 35 orang personel ke lokasi gempa.

Kepala Kantor SAR Medan, Zainul Tahar mengatakan, dua tim yang diberangkatkan ini bergerak via jalur darat. Nantinya, tim yang bergerak ini akan membantu melakukan evakuasi para korban yang mungkin saja masih tertimbun di reruntuhan bangunan.

Sebelumnya, pada pukul 05.03 WIB terjadi gempa dengan kekuatan 6,5 Sementara Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) I Belawan menyiapkan 4 unit kapal KRI untuk mengangkut bantuan untuk korban gempa Aceh.

Kadispen I Lantamal I Belawan, Mayor TNI Sahala Sinaga menyebutkan sebelumnya satu unit KRI telah berangkat. Dan 3 unit KRI lagi siap untuk mengangkut bantuan ke Aceh.

Gempa juga merusak sejumlah mesjid, satu di anataranya mesjid bersejarah di Beuracan. Mesjid Teungku Di Pucok Krueng Beuracan, Kecamatan Meureudu, Pidie Jaya atau biasa dikenal dengan Mesjid Beuracan.

Mesjid ini mengalami kerusakan digoyang gempa yang terjadi sebelum subuh. Mesjid tua ini dibangun Teungku Abdussalam (ada menyebut Abdussalim) yang juga dikenal Teungku Chik Di Pucok Krueng. (joh)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru