Kemarin pergi dua
Hari ini meninggal delapan
Kemudian tujuh belas
Lalu tak terhingga
Bunga-bunga jatuh daun-daun gugur
Bergulir waktu mereka dipanggil satu persatu
Mendapati sepi ke arah yang tak kembali
Ke tempat kelak kita jua pergi
Tak tahu kapan tapi begitu dekat
Sedekat tarikan nafas dan aliran darah
Maut hadir seperti pedagang keliling
Di depan rumah jajakan jualan silih berganti
Adik dan kakak, ibu ataukah ayah
Tetangga dan kenalan, kolega atau teman lama
Kemarin masih bertegur sapa bercanda gembira
Lalu pergi selamanya dikubur tak bisa lihat wajahnya
Hanya mengenang senyum tawanya
Hanya merasakan sunyi ditinggalkannya
Dibayangi gambar ventilator, selang infus, menyesakkan nafas
Tubuh dibungkus plastik dan peti putih dikubur petugas
Kematian mestinya sama saja
Tetapi rasa kalah menjadikannya derita
Tak berdaya menjadi trauma ke ujung masa
Betapa debu kita
Bahkan tak senoktah
Dalam misteri jalinan takdirNya
***
Ciputat 06 Agustus 2021