Friday, April 19, 2024
Home > Berita > Reses Aleg F-PKB Temukan Dampak Bank Emok, Warga Hampir Bunuh Diri

Reses Aleg F-PKB Temukan Dampak Bank Emok, Warga Hampir Bunuh Diri

Reses Aleg F-PKB Temukan Dampak Bank Emok, Warga Hampir Bunuh Diri.

Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Bank Keliling yang juga disebut Bank Emok, rupanya menjadi masalah krusial bagi masyarakat Kabupaten Kuningan, terutama saat pandemi Covid-19 saat ini.

Bunga yang mencekik seringkali membuat peminjamnya pusing, bahkan ada yang mencoba bunuh diri akibat ulah Bank Emok dan hal itu diungkapkan oleh anggota DPRD Kuningan Fraksi PKB.

Dalam jumpa pers, yang dihadiri oleh Wakil Ketua DPRD Kuningan, H Ujang Kosasih dan enam Aleg Fraksi PKB, Jumat, diungkapkan mengatakan banyak aspirasi dan keluhan masyarakat yang ditemui saat  masa reses ketiga di tahun 2020.

“Reses yang dilakukan Fraksi PKB sejak 2 hingga 7 Desember 2020 telah selesai. Dari hasil reses ini muncul aspirasi masyarakat yang perlu disampaikan dan ditindaklanjuti ke pemerintah daerah,” ujar Ujang Kosasih, sekaligus Ketua DPC PKB.

Selain itu ada pelaksanaan bantuan program Rutilahu yang molor, program bantuan yang seharusnya disalurkan pada pertengahan tahun justru baru terealisasikan di akhir 2020.

“Implementasi dari program rutilahu ini jauh dari jadwal yang mestinya dilakukan. Biasanya itu tersalurkan di pertengahan tahun ternyata sekarang disalurkan di akhir tahun. Padahal banyak masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya.

Kemudian, soal penerangan jalan umum (PJU)  yang masih belum tepenuhi terutama desa-desa terpencil di Kabupaten Kuningan yang minim akan PJU. Padahal kata dia warga telah melaksanakan kewajibannya dengan membayar pajak.

“Dalam reses yang kami lakukan suara itu muncul lagi dan harapannya masyarakat yang telah membayar pajak PJU itu bisa menikmati terangnya jalan dengan PJU,” tegasnya.

“Selanjutnya terkait guru ngaji karena kalau PKB reses pasti ada saja guru ngaji yang datang. Untuk guru ngaji telah dialokasikan anggaran tahun 2021, kemarin baru mengalokasikan Rp1 miliar dan kita minta agar ditambah lagi. Mudah-mudahan ditambah lagi minimal sama dengan guru madrasah yaitu Rp2,5 miliar,” jelasnya.

“Yang kelima soal kekurangan guru PNS di SD yang ada di Kuningan. Sekarang banyak SD yang PNS nya itu hanya 1-3 orang, sisanya guru honor. Dinas Pendidikan sebagai leading sektor harus jeli menyikapi kekurangan guru ini. Kami berharap ini juga diseriusi oleh Pemda,” lanjut Ujang.

Yang tidak kalah penting,  katanya, dari hasil reses banyak masyarakat yang mengeluh terkait infrastruktur terutama pemeliharaan rutin jalan desa. Ujang meminta dinas terkait untuk memperhatikan soal jalan terutama jalan-jalan poros di desa.

Ia menambahkan, saat ini masyarakat masih sangat membutuhkan bantuan dari pemerintah untuk memulihkan ekonomi dampak dari pandemi COVID-19.

“Masyarakat masih sangat mendambakan bantuan recovery ekonomi. Dampak pandemi Covid-19 sangat luar biasa.  Oleh karena itu Pemda harus memperhatikan recovery ekonomi masyarakat agar tingkat kemiskinan tidak bertambah,” katanya.  (dien / arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru