KETIKA hasil voting pemilihan pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), 8 Oktober 2014, menempatkan Zulkifli Hasan sebagai Ketua MPR periode 2014-2019, seketika itu pula ada kekhawatiran di tengah publik bahwa pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) terancam mengalami hambatan.
Perkiraan bakal adanya upaya mengganjal Jokowi-JK cukup beralasan, karena sebelumnya sejumlah kader partai anggota Koalisi Merah Putih (KMP) pendukung Prabowo Subianto, mengeluarkan ancaman akan menghambat pelantikan Jokowi-JK. Bahkan ada yang mengancam, Jokowi akan “membayar mahal”.
Banyak yang memprediksi, kubu KMP di legislatif (DPR/MPR) yang unggul dibanding Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pendukung Jokowi-JK bisa berbuat apa saja, termasuk mengganjal pelantikan Jokowi-JK Apalagi sebelum menguasi pimpinan MPR, KMP telah menguasai pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Namun dugaan banyak kalangan itu langsung terbantahkan, ketika politikus Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan melakukan pidato pertamanya sebagai Ketua MPR periode 2014-2019. Paket pemimpin MPR dengan Zulkifli Hasan sebagai ketua, setelah mengatasi paket yang diajukan KIH, Oesman Sapta Odang dkk, dalam pidatonya justru menyatakan kesiapan MPR melantik Presiden dan Wakil Presiden, Jokowi dan Jusuf Kalla.
Zulkifli yang langsung dilantik dan mengucapkan sumpah jabatan di depan Ketua Mahkamah Agung Hatta Ali, usai memenangi voting, dalam pidato perdana sebagai Ketua MPR tersebut, menyatakan agenda terpenting selanjutnya adalah pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla.
“Mari kita sukseskan tugas pertama kita ini dengan baik,” kata mantan Menteri Kehutanan 2009-2014 di era Presiden Susilo Bambang Yudhyono tersebut. Zulkifli didampingi empat Wakil Ketua MPR–Mahyuddin, Evert Erenst Mangindaan, Hidayat Nur Wahid, dan Oesman Sapta Odang.
Zulkifli boleh disebut sebagai penyejuk di Majelis Permusyawaratan Rakyat, di kalangan wakil rakyat umumnya, karena bila dia mengikuti beberapa keinginan anggota Majelis yang ingin membuat sensasi, mengganjal pelantikan Jokowi-JK, tentu saja akan menjadi negeri ini bisa bergolak.
Tapi pengalaman yang dimiliki anggota DPR 2014-2019 ini membuat dia lebih mengedepankan kepentingan bangsa dan Negara, ketimbang kepentingan pribadi-pribadi atau kelompok tertentu yang dibakar oleh ambisi pribadi.
Pria bernama lengkap Dr.Ir. H. Zulkifli Hasan SE, MM ini memang bukan politisi karbitan, yang menonjol karena ulahnya yang kontroversial. Laki-laki kelahiran Penengahan, Lampung Selatan, 17 Mei 1962 yang sempat dipercaya menjadi Menteri Kehutanan Indonesia periode 2009-2014 ini, telah kenyang asam garam.
Zulkifli Hasan yang sebelumnya dikenal sebagai Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasioal periode 2005-2010 juga merupakan seorang pengusaha. Dia pernah menjabat sebagai Presiden Direktur PT Panamas Mitra Inti Lestari.
Selain aktif di politik dan pernah menjabat sebagai Ketua Departemen Logistik PAN, Zulkifli juga tercatat sebagai pelindung Yayasan Al Husna Jakarta. Juga tercatat sebagsai anggota DPR Komisi VI dan dipercaya menduduki posisi Ketua Fraksi PAN DPR RI periode 2004 – 2009.
Mengutip Wikipedia bahasa Indonesia, Menteri Kehutanan ke-10, menggantikan MS Kaban, adalah alumnus SMA 53 Jakarta, yang kemudian melanjutkan studi ke Fakultas Ekonomi Universitas Krisnadwipayana pada 1996. Berikutnya dia melanjutkan pendidikan S2 di Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan lulus pada tahun 2003.
Aktivitasnya dipolitik ternyata mempengaruhi kehidupannya dalam hubungan keluarga. Pada 8 Oktober 2011 Zulkifli mempererat hubungangnya dengan mantan Ketua MPR dan mantan Ketua PAN Amien Rais. Putri pertamanya bernama Futri Zulya Safitri resmi menikah dengan putra ketiga Amien Rais, Ahmad Mumtaz Rais, yang pernikhannya disaksikan langsung Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Riwayat Singkap Ketua MPR ke-14, Zulkifli Hasan, sbb;
Lahir |
17 Mei 1962 (52 tahun) |
Kebangsaan |
Indonesia |
Partai politik |
Partai Amanat Nasional |
Suami/istri |
Soraya |
Anak |
Futri Zulya Savitri |
Universitas Krisnadwipyana |
|
Profesi |
Politisi |
Agama |
Islam |
Karier
- Ketua MPR RI 2014-2019
- Menteri Kehutanan, 2009-2014
- Sekretaris Jenderal PAN, 2005-2010
- Presiden Direktur PT Panamas Mitra Inti Lestari
- Ketua Fraksi PAN DPR RI periode 2004 – 2009
- Ketua Departemen Logistik PAN
- Ketua Lembaga Buruh Tani & Nelayan
- Wakil Ketua Komite tetap pemberdayaan KADINDA DKI
- Pelindung Yayasan AL Husna Jakarta
- Ketua Yayasan Insan Cendikia Kalianda, Lampung, Indonesia
Pendidikan
- S2, Sekolah Tinggi Manajemen PPM, lulus 2003
- S1, Universitas Krisnadwipayana, masuk 1996
- SMA, Negeri 53 Jakarta
- Sekolah Menengah Pertama di Lampung, lulus tahun 1979
- Sekolah Dasar di Lampung, lulus tahun 1975
Penghargaan
- Bintang Jasa Mahaputra Adipradana dari Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono
- Tokoh Perubahan 2010 dari Republika
- Kadarman Award 2007 dari Strategic Change Leaders
- Lifetime Achievement Award, Indonesia Green Award dari The La Tofi School of CSR
- Tiger Champion Award dari Panthera. Bhumandala Award 2014 dari Badan Informasi Geospasial***(Dari berbagai sumber/Janet)