Saturday, April 20, 2024
Home > Featured > Ode Kepada Pengamen, Puisi A.R. Loebis

Ode Kepada Pengamen, Puisi A.R. Loebis

Ilustrasi - Ode Kepada Pengamen. (ruangsastra)

Ada gitar, keroncong, seruling

Ada botol air mineral diisi pasir

Ada tutup botol terpaku ke kayu kecil

Bahkan mulutpun alat lagu, disambung senandung

Kepasrahan dan keretakan sosial

Serta lagu cinta tentang kehidupan

Ada sulap dan baca puisi

: anak kecil jadi besar

Tapi orang kecil tak bisa jadi besar

Kau mahir merangkai kata

Diksi dan vokalmu pun seperti Rendra di panggung

Yang berang dengan pentas dunia

Seperti Chairil Anwar di rel kereta api

Rambutnya bergerai-gerai, tebal bibirnya berucap:

“aku ingin hidup seribu tahun lagi”

Saking tingginya vitalitas hidup

 

Kau katakan:

Tak ngiler dengan mobil mewah

Dengan gadis cantik atau seperti pria keren

Tidak juga dengan jabatan selangit

Kau ngiler hanya dengan berbaring miring

Sembari mimpi indah

Bagianmu memang di sisakan hanya untuk mimpi

Itu pun tak selalu menawan,

Kau sebenarnya tak ngiler juga

 

Ada yang bilang kau sampah masyarakat

Padahal kau inti pemerasan sosial

Ada yang bilang kau pengemis intelek

Padahal kau tak mengemis pakai dasi

Seperti mereka-mereka yang memainkan uang rakyat

Uang mu juga

Sementara hutang negara,

Kau yang disuruh bayar

Lewat pajak dan harga pasar

Yang mendongak kelangit

 

Rekan

Cepek… cepek lama-lama sepuluh cepek

Sepuluh cepek… sepuluh cepek,

Lama-lama bercepek-cepek

Lewat sebatang rokok

Dan nasi berkuah sepotong tempe

Kau suarakan kembali jeritan rakyat

Yang mendengar rakyat

Hanya berkata :

Betul juga sembari merogoh koceknya

Siapa bilang orang Jakarta buas tak punya nurani,

Padahal cepek itu kan

Karena sentuhan idealis bersatu dengan mu

Ketimbang kau jadi maling dibakar massa

Atau mencongkel spion ditembak polisi.

 

Pengembaraanku di siang hari

Dari Senen ke Kampung Melayu

Ada tujuh orang seperti mu,

Dari kanak-kanak sampai dewasa

Bermacam ragam senandung,

Dari berang sampai ode cinta

Bersama alat dan sampai mulut saja

Derita rupanya

Melahirkan puisi yang tak perlu dipelajari

Di bangku sekolah

Cukup di atas bis saja

Atau di emperan toko dan halte

Yang terekspresi karena terhimpit hidup

Tapi banyak orang senang juga

Karena ode itu ode semua, kecuali mungkin kondektur

Yang sinar matanya sinis

Karena celah orang kau tempati

Apalagi kau menirunya menengadahkan tangan kepada

Orang-orang yang entah apa di benak kepalanya

Padahal kau ucapkan pula

Semoga selamat sampai tujuan

Doa orang papa yang semoga di dengar Tuhan

Kendati tanpa ayat-ayat yang di turunkanNya

Toh Dia tahu segalanya

 

Pengembaraanku petang hari

Dari Salemba ke Senayan

Ada anak usia sekolah gagah badannya

Tapi idiot suaranya

Ada cibiran ada kasihan mendengar eluhanmu :

“ngngeh…ngngeh…tos-tos.” Kau ulangi berulang kali

Sembari tanganmu seperti menembak terkadang

Ingin menyuap

Berkali-kali, berlama-lama kau keluarkan plastik kecil

Dan bertingkah seperti kondektur

Entah  benar atau tidak,

Tapi kau kacaukan simpati orang untuk mengocek saku

Anak manusia,

Apakah ini sandiwara atau senyatanya

Yang jelas kau sudah tahu cara mencari

Dering-dering logam

Rekan-rekan sebayamu kelak mencari kehidupan

Dengan ilmu di kepalanya

Entah bagaimana kalau kau mencari survivemu

Dengan kelemahanmu

Dan, nanti masih ada iba ?

Masih adakah bis

Ketika orang tinggal di ruang angkasa

Masih adakah langkah

Karena semua diolah di layar kaca

Masih adakah rasa

Karena semua sudah dikunyah massa

Masih adakah masih karena semua tak bersisa

Ribuan pengamen ibu kota dan daerah

Dirikanlah PPI = persatuan pengamen Indonesia

Cari pengurus pusat dan daerah

Cari el es em mendanai kongres dan munas

Jangan mau kalah dengan em pe er dan de pe er

Karena mereka wakil rakyat dan kau rakyatnya

Jadi derajatmu lebih tinggi, seperti raja dan wakil raja

Apakah mereka tak mengerti juga ?

Atau karena rasa sudah tak bersisa ?

***

Jakarta, 2011.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru