Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Djunaidy Abdillah dinyatakan sebagai pemenang pemain legenda favorit pilihan Sobat Garuda, melalui voting yang dilakukan PSSI melalui akun resmi sosial media, Instagram.
Djunaidy mengumpulkan 40,4 % suara Sobat Garuda, mengungguli pesaingnya, seperti Yudo Hadianto (18,2 %), Tumsila (16,6 %), Max Timisela (13,4 % ) dan Oyong Liza (11,4%), demikian dilansir pssi.org, Selasa.
Pemain legenda yang lahir di Mataram, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 21 Februari 1948, kini berusia 72 tahun, adalah pemain sepak bola Indonesia yang berposisi sebagai gelandang, pernah bermain di klub Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya.
Djunaidy merupakan pesepakbola tangguh dengan permainan elegan, serta merupakan salah satu talenta sepak bola pertama dari Lombok yang masuk jajaran punggawa Garuda.
Ia memulai karir dan menimba ilmu sepak bola di Diklat Salatiga bersama teman-teman seangkatannya, seperti Oyong Liza dan Sartono Anwar pada 1965.
Tahun 1967, PSSI melihat bakatnya dan memanggilnya masuk mengikuti pelatnas Timnas Junior yang akan mengikuti kejuaraan Piala Asia Junior.
Dalam kompetisi tersebut, Indonesia mencapai babak final dan berhadapan dengan Israel, pada laga zona Asia. Namun pada partai final, Indonesia kalah melawan Israel dan berada di peringkat kedua.
Pada 1968, Djunaedy membawa Indonesia menjadi runner up di tingkat junior, membuat ia naik kelas ke timnas senior di tahun berikutnya.
King’s Cup di Bangkok, Thailand merupakan kejuaraan tingkat senior yang diikutinya dan berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Myanmar 1-0. Selanjutnya, karir Djunaidy bersama timnas semakin cemerlang dan ikut mempersembahkan banyak piala di tahun-tahun berikutnya.
Pengalaman menarik dijalaninya pada 1975, saat mengikuti pelatnas jangka panjang, ketika Indonesia dilatih oleh Wiel Coerver. Djunaidy mendapatkan banyak ilmu dari mentornya itu, sehingga kemampuan dalam mengolah bola meningkat pesat.
Lawan tim Eropa
Djunaidy berkesempatan melawan tim-tim Eropa, seperti Ajax Amsterdam dan Manchester United.
Penampilan Djunaidy di atas lapangan sangat mengesankan, sehingga ia menjadi perhatian Wiel Coerver.
Pelatihnya itu pun menawarkan kesempatan baginya untuk bermain di klub Belanda ‘Go Ahead Eagles’. Saat itu, klub tersebut sedang merajai persepakbolaan Eropa. Namun karena beberapa isu yang terjadi di era tersebut, kepindahannya tidak terwujud.
Kendati tidak jadi bermain di Eropa, karirnya tetap cemerlang di klub domestik, pada era 1970-an, Djunaidy berhasil mengangkat piala Perserikatan bersama Persija dan Persebaya.
Setelah pensiun dari dunia sepak bola, kini Djunaidy bekerja di Pertamina. Namun hingga kini pun dia masih aktif mengikuti perkembangan sepak bola Indonesia.
Dari kisah perjalanan hidupnya itu, selanjutnya, pemain favorit pilihan Sobat Garuda itu akan menjadi ikon bagi rangkaian kegiatan Sahabat Garuda ke depannya.
Para pemenang dari polling akan mendapatkan merchandise spesial dari Garuda Store. (arl)