Saturday, May 11, 2024
Home > Cerita > Renungan Rohani: Peranan Ibu Menjadikan Manusia Lebih Berharga

Renungan Rohani: Peranan Ibu Menjadikan Manusia Lebih Berharga

Mesjid Raya Makassar. (ist)

MIMBAR-RAKYAT.Com (Rohani) – Peranan ibu atau istri sangat penting dalam kehidupan rumahtangga Islam. Karena ibu menentukan berhasil tidaknya manusia menjadi lebih berharga di atas bumi dibanding apa yang ada di perut bumi.

Karena itu, dibutuhkan istri memiliki kualitas sehingga bisa menjadi ibu yang baik. Ketika seorang istri mampu membahagiakan suaminya, sama artinya wanita itu telah mendapatkan rido dari Allah SWT.

Manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah lebih berharga
daripada emas dan mutiara yang dikandung bumi. Sebaliknya manusia kufur dan durhaka, lebih rendah harganya dari belerang di dalam tanah.

Di sinilah letak peranan ibu, berat dan menuntut tanggung jawab. Karena keberhasilan generasi ideal menurut Islam terletak di tangan kaum wanita.

Rasulullah SAW memberi penghargaan khusus kepada kaum ibu. Sabdanya, “Surga itu terletak di bawah telapak kaki ibu.”

Ibu seperti apa yang berhasil membuat anak-anak mencapai surga? Rasulullah juga bersabda, ”Seluruh dunia ini adalah perhiasan dan perhiasan terbaik di dunia ini adalah wanita yang solehah.”

Kualitas seorang istri seharusnya memenuhi ketentuan yang disenangi pencipta-Nya dalam surat Al-Ahzab. “Seorang wanita muslimah adalah seorang wanita yang benar (dalam akidah), sederhana, sabar, setia, menjaga kehormatannya tatkala suami tidak ada di rumah, mempertahankan keutuhan (rumahtangga) dalam waktu susah, dan senang serta mengajak untuk senantiasa ada dalam pujian Allah SWT.”

Ketika seorang wanita muslimah menikah (menjadi istri), maka dia
harus mengerti memiliki peranan yang khusus dan pertanggungjawaban kepada Allah.

Allah menjadikan wanita berbeda dengan pria seperti disebutkan dalam Alquran,”Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian yang lain. (karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui Segala Sesuatu.” (QS An Nisaa: 32)

Dalam ayat ini, Allah membuat perbedaan yang jelas antara peranan lelaki dan perempuan.

Firman Allah, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan
tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS Al Ahzab: 33-36)

Ini penting dicatat, ketika seorang istri menunaikan kewajiban
terhadap suaminya, dia (istri) telah melakukan kepatuhan terhadap
pencipta-Nya, karenanya dia (istri yang telah menunaikan kewajibannya) mendapatkan pahala dari Tuhan-Nya. Rasulullah mencintai istri-istrinya karena kesolehan mereka.

Sabda Rasulullah, “Ketika seorang wanita menunaikan salat 5 waktu, berpuasa pada bulan Ramadhan, menjaga kehormatannya dan mematuhi suaminya, maka dia akan masuk surga dengan beberapa pintu yang dia inginkan.” (Bukhori dan Ahmad)

Pernikahan bagi kaum wanita tidak sekedar mengubah status dari gadis menjadi ibu rumahtangga. Namun dia dituntut tanggung jawab berat dan memerlukan persiapan dan pengalaman.

Persyaratan umur merupakan kesiapan fisik dan persyaratan pengalaman dan ilmu merupakan kematangan psikologis. Kematangan biologis menentukan pula kuat dan sehatnya keturunan, sedangkan pengetahuan agama mempersiapkan terhadap hakekat tanggung jawab.

Wanita sebagai mahluk yang dikodratkan sebagai perantara lahirnya manusia di bumi ini. Wanita sanggup mengandung, melahirkan, memelihara calon manusia, dan mendidiknya.

Rasulullah bersabda, “Jadikanlah anak-anakmu orang yang mulia, dan jadikanlah sopan santun mereka menjadi baik (akhlak mulia)”.
Mereka perlu dididik membiasakan bersyukur kepada Allah SWT, disadarkan jerih payah ibu dan bapaknya, supaya timbul rasa terima kasih, hormat, serta taat.

Bila ada lelaki yang agung, menjadi ulama, tokoh ternama, atau
pahlawan, lihatlah siapa ibu mereka. Pasti ada pula ibu yang agung di belakangnya. Karena ibu memiliki peran besar dalam membentuk watak, karakter, dan pengetahuan seseorang.

Maka kecerdasan, keuletan, dan perangai sang ibu adalah faktor dominan bagi masa depan anak. (H.Johan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru