MIMBAR-RAKYAT.com. (Garut) – Para seniman dan budayawan Garut, menentang pembangunan SDN Regol VII senilai Rp7 miliar, karena sekolah itu memiliki nilai sejarah cukup tinggi.
Yullia, salah seorang seniman lukis Garut mengatakan, SDN Regol VII tersebut dilindungi UU Cagar Budaya, sebab sekolah tersebut didirikan oleh salah seorang pahlawan Garut, RA. Lasminingrat.
Untuk itu, Yullia meminta Pemkab dan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut untuk mengkaji ulang niat merubuhkan sekolah itu.
Hal senada diungkapkan Dedi Efendi, budayawan Garut, yang menyatakan Pemkab Garut tidak memiliki kepekaan terhadap nilai sejarah, padahal seharusnya, Pemkab Garut menjaga warisan sejarah yang bernilai tinggi itu.
“Jangan dihancurkan, tapi harus dilestarikan. Agar nilai nilai Sejarah Garut bisa diwariskan ke anak cucu kita nanti,” katanya.
Salah seorang keturunan RA. Lasminingrat, Hj Oki, mengatakan, ia sangat kecewa mendengar sekolah yang dulunya bernama Sekolah Keutamaan Istri, tiba tiba akan diratakan dan dibangun kembali menjadi sekolah mewah.
Sebagai keturunanya, Hj. Oki benar benar merasa sangat tidak dihargai. “Seharusnya Pemkab Garut tahu akan sejarah, apalagi sekolah tersebut sudah masuk cagar budaya. Berarti Pemkab Garut tidak bisa begitu saja menghancurkan nilai sejarah yang ada di sekolah tersebut,” ujarnya.
Kabid SD Disdik Garut, Ade Manadin membenarkan, SDN Regol tersebut mau dipugar dengan nilai anggaranya Rp7 miliar.
Ade juga membenarkan, kalau ada reaksi dari kalangan seniman dan budayawan.
Namun dikatakan, Kabid SD, pihak Disdik tetap akan memugar SDN Regol. Karena tidak ada surat dari Disparbud Garut, yang menyatakan kalau SDN Regol yang semasa kolonial merupakan Sekolah Kautamaan Istri tersebut merupakan Cagar Budaya.
Untuk itu, tegas Ade Manadin, pihak Disdik tetap akan melakukan pemugaran. (Yat R/KB)
