Saturday, July 27, 2024
Home > Berita > Norman dan Adhi Wargono bangga dan berlinang air mata terima PCNO 2024

Norman dan Adhi Wargono bangga dan berlinang air mata terima PCNO 2024

Norman dan Adhi Wargono bangga dan berlinang air mata terima PCNO. Adhi Wargono (paling kanan) dan Norman (paling kiri) berfoto beresama Bupati Serang Hj. Ratu Tatu Chasanah, SE.MAk (tengah) usai menerima penghargaan Selasa malam di Jakarta. (jun)

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Dua wartawan sepuh dari Jakarta menyatakan dari sanubari mereka yang paling dalam betapa bangganya menerima anugerah PCNO (press card number one) pada acara HPN 2024 di Jakarta, Selasa, 20/2/2024.

PCNO merupakan anugerah dari PWI Pusat yang diserahkan kepada wartawan yang memiliki dedikasi tinggi dalam perjalanan hidup sebagai wartawan, yang dikaji dengan beragam kriteria tertentu.

Penyerahan kartu ini dimulai sejak HPN 2010 dan sudah diserahkan kepada sekitar 160 wartawan dari berbagai daerah di Indonesia.

Norman Chaniago, kelahiran Padang, 12 April 1942, dan Adhi Wargono kelahiran Wonosobo 27 Agustus 1950, merupakan dua dari 14 wartawan yang menerima PCNO pada acara puncak peringatan hari pers nasional (HPN) 2024 di kawasan Ancol, Selasa petang.

“Saya bangga sekali menerima PCNO ini, apalagi diserahkan di hadapan Presiden dan Ketua MPR,” kata Norman tak lama setalah ia menerima anugerah itu di hadapan Presiden Jokowi dan Ketua MPR Bambang Soesetyo serta beberapa pejabat negara lain dan insan pers dari seluruh penjuru Tanah Air.

Norman yang mengawali karir sebagai wartawan di harian Waspada Medan pada 1962, menyebutkan, anugerah PCNO itu tidak dapat dinilai dengan materi atau uang. “Misalnya kita dapat hadiah uang Rp10 juta atau Rp20 juta, tidak ada artinya dibanding PCNO. Karena uang sesaat bisa habis tapi PCNO amat bernilai, karena ini penghargaan tertinggi dalam karir sebagai wartawan,” kata Norman, salah satu pendiri Siwo PWI Jaya pada 1966.

Norman menuturkan, ia heran dan menyesalkan mendengar ada orang yang kurang menghargai PCNO dengan menyebutkan “hanya sebagai penghias dompet” dan tidak ada kegunaan serta manfaatnya dalam masa tua kewartawanannya.

“Saya menyayangkan ada yang berpendapat seperti itu. PCNO itu merupakan pengakuan atas nilai profesi yang kita sandang, bukan untuk mendatangkan nilai materi. Saya kira cara pandang kurang bermutu ini harus dihapus,” kata Norman, yang pernah bekerja dari satu media ke media lain, terakhir di Media Indonesia pada 1994.

Norman menambahkan, ia tidak malu mendapatkan PCNO di saat usianya sudah senja (82 tahun), bahkan ia merasa bangga. “Penerima PCNO selama ini umumnya mereka yang berusia di bawah 70 tahun. Saya sudah 82 tahun tapi tidak malu. Saya bangga pada diri saya dan keluarga saya bangga pada saya,” tutur Norman.

Ditambahkannya, karena sepuhnya saya, ketika mau naik pentas menerima anugerah itu, ia mau dipegangi seorang panitia, tetapi ia tidakk mau, karena ia masih bisa gagah menaiki tangga. “Saya merasa air mata saya berlinang, saya masih kuat, saya bangga..,” kata Norman yang pernah menjabat Humas TI Jaya Ancol pada 1972.

“Bayangkan saya menerima penghargaan di depan Presiden dan Ketua MPR. Ini kan kejadian langka,” ujarnya sembari menjelaskan, ketua MPR Bambang Soesatya pernah sebagai rekan kerjanya ketika bekerja di Harian Prioritas di Gondangdia Jakarta.

Adhi Wargono terkesan

Sedangkan Adhi Wargono yang mengawali karir sebagai wartawan di Mingguan Siaga pada1969, menuturkan ia amat terkesan dan bangga menerima PCNO pada HPN 2024 itu.

Adhi yang bekerja sebagai wartawan dari satu media ke media lain dan terakhir berkarir di Harian Neraca hingga  1996, menyatakan terima kasih kepada Pj Ketua PWI Jaya Kesit Handoyo yang mengajukannya untuk mendapatkan PCNO 2024.

“Saya senang,, bangga dan amat terkesan. Anak-anak saya pun bangga dan mengatakan kepada saya agar menyimpan kartu penghargaan itu, karena suatu saat pasti diperlukan.

“Pa..kami bangga akhirnya papa mendapatkan penghargaan setelah bekerja puluhan tahun sebagai wartawan. Ini pengakuan membahagiakan,” kata puteri Adhi seperti diulanginya kapada mimbar-rakyat usai menerima kartu kecil berwarna merah biru itu.

“Siapa tak bangga, hasil kerja dalam perjalanan kehidupannya berprofesi wartawan akhirnya mendapat pengakuan dan penghargaan dari organisasinya,” kata Adhi yang kini menjabat sebagai ketua Indonesian Korean Friendship Association (IKF An sejak 2019 hingga saat ini.  Adhi dan Norman merupakan dua anggota Siwo PWI Jaya yang bertahun-tahun meliput olahraga dalam dan luar negeri.

Ketua tim penilai penerima PCNO 2014, Marah Sakti Siregar, mengatakan, kriteria penerima PCNO amat ketat, sehingga bisa saja kelak hanya akan ada hanya satu orang yang menerimanya dalam tiap HPN mendatang.

“Pemilihan penerima PCNO ini harus sakral dan saya pastikan tidak asal pilih. Makanya suatu saat jangan kaget bila penerimanya hanya satu orang dalam setahun,” kata Marah Sakti. (Catatan A.R. Loebis)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru