Friday, March 29, 2024
Home > Berita > Iklan obat tradisional hanya untuk pengobatan pribadi

Iklan obat tradisional hanya untuk pengobatan pribadi

Iklan obat tradisional hanya untuk pengobatan pribadi. (klikdokter)

Mimbar-Rakyat.com(Jakarta) – Iklan obat tradisional yang diperbolehkan tayang di media saat ini hanya untuk kepentingan pengobatan pribadi, sehingga informasi yang disampaikan haruslah obyektif agar tak menyesatkan konsumen.

Iklan obat pun perlu mendapatkan persetujuan BPOM untuk menandakan informasi dalam iklan itu sudah valid, akurat, objektif dan konsumen bisa percaya informasi yang diberikan benar serta tidak menyesatkan.

Direktur Registrasi Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Dwiana Andayani, menyebutkan hal itu di Jakarta, Selasa,

“Gejala apa yang bisa didiagnosa sendiri untuk self medication itu yang diperbolehkan,” kata Dwiana dalam webinar mengenai obat tradisional dan suplemen kesehatan.

Karena sebagian besar pemanfaatan obat tradisional dan suplemen kesehatan untuk keperluan pengobatan sendiri, maka klaim pada iklan perlu disesuaikan dengan kemampuan masyarakat awam dalam menilai gejala yang mereka rasakan.

Informasi yang disampaikan pun harus obyektif, lengkap dan tidak menyesatkan   untuk melindungi masyarakat dari penggunaan produk yang berlebihan dan tak   benar.

Produsen boleh mencantumkan khasiat, kegunaan dan informasi tentang hal-hal   yang perlu diperhatikan konsumen seperti adanya kontraindikasi dan efek samping.

“Iklan tidak memanfaatkan kekhawatiran masyarakat pada suatu masalah kesehatan dan menimbulkan persepsi khusus di masyarakat yang mengakibatkan penggunaan berlebihan dan tidak benar,” ujar Dwiana.

Di masa pandemi Covid-19 saat ini, BPOM tidak membolehkan klaim produk obat tertentu termasuk herbal yang mengaitkan dengan penyembuhan Covid-19.

Dwiana mengatakan, belum ada produk suplemen kesehatan dan obat tradisional yang terbukti memberikan efek yang bermakna pada Covid-19.

“Tidak diperbolehkan mengaitkan (obat) dengan penggunaan untuk Covid-19 selama tak ada bukti klinis yang mendukung,” katanya seperti dilansir antaranews.

BPOM juga tidak memperbolehkan produsen produk memasukkan testimoni dalam klaim mereka karena sangat subjektif dan bias.

Dwiana mengatakan, iklan obat perlu mendapatkan persetujuan BPOM untuk menandakan informasi dalam iklan itu sudah valid, akurat, objektif dan konsumen bisa percaya informasi yang diberikan benar serta tidak menyesatkan.

“Iklan obat tradisional dan suplemen kesehatan wajib didaftarkan dulu di Badan POM, memperoleh persetujuan, baru boleh ditayangkan. Bila iklan tidak melalui persetujuan Badan POM dulu, bagian pengawasan akan menarik iklan dan memberikan sanksi pada pelaku usaha,” tambahnya.

BPOM berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga lain untuk melakukan pengawasan iklan seiring banyaknya media yang digunakan produsen.  (arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru