Perjalanan Panjang
Puisi: Djunaedi Tjunti Agus
ini entah pemberhentian keberapa?
tidak terhitung lagi tikungan
serta jalan lurus yang dilalui
juga turunan yang curam
jalan mendaki yang terjal
berkelok, meliuk di pinggang jurang
menyeberangi lautan luas
mengudara dengan burung besi
jalan berlubang, berkerikil tajam
jalan mulus dan terbentang lebar
hingga pada jalan setapak
yang penuh onak dan duri
tantangan, entah sampai kapan?
tak seorangpun dapat memprediksi
banyak yang dirasakan
tidak sedikit yang dialami
susah, senang, silih berganti
sepertinya belum akan berakhir
perjalan masih panjang
langkah kaki belum akan berhenti
meski di belakang sayup-sayup
terlihat kecil, bersama kenangan
telapak kaki terasa capai, perih
betis menegang, lututpun nyeri
namun perjalanan belum berakhir
hingga kapan?
hanya Allah yang tahu pasti
di tengah terik, di bawah awan hitam
perjalanan masih akan berlanjut
kadang tujuannya jelas
tapi tak jarang menyimpang
perjalanan hidup, berusaha lurus
namun terkadang terbawa arus
langkah kaki kembali diayunkan
tak boleh lama-lama berhenti
tak ada kata lelah, meski capai
perjalanan masih harus berlanjut
menapak takdir, menembus waktu
dengan harapan sampai di tujuan
tujuan akhir di batas perjalanan
perjalanan panjang
Jakarta, 2 Mei 2018