MIMBAR-RAKYAT.com (Bekasi) – Sejumlah media cetak, baik surat kabar maupun majalah, makin ditinggalkan pembacanya. Pendapat bahwa televisi dan internet tidak akan mematikan media cetak seperti pernah dilontarkan Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) makin terbantahkan.
Seperti terjadi di banyak Negara, termasuk Amerika Serikat, sejumlah media cetak terkemuka di Indonesia tidak mampu lagi bersaing dengan media televisi dan on-line. Ketidak stabilan ekonomi nasional menambah berat beban media cetak, karena sejumlah besar pelanggannya memutuskan untuk tidak lagi berlangganan.
Sumber di Dewan Pers menyebutkan, sejumlah media cetak bahkan telah memutuskan tidak terbitkan lagi akibat pendapatan tak mampu lagi menutupi pengeluaran. Pada tahun 2014 media nasional yang terbit di Jakarta, Harian Jurnal Nasional , berhenti terbit November 2014.
Kemudian akhir 2015 Harian Bola berubah dari harian menjadi mingguan. Bahkan media cetak olahraga lainnya Soccer telah tutup setahun sebelumnya.
Salah satu Koran terbitan Jakarta, awal April 2016 ini bahkan mengurangi jumlah hari terbitnya dari semula 6 hari menjadi 5 hari, dari Senin hinggga Jumat, serta mengurangi halaman dari semula 16 halaman menjadi 12 halaman. Hal serupa telah dilakukan sejumlah media nasional lainnya dengan menghentikan terbit pada hari minggu.
Kesulitan keuangan juga dialami banayak media cetak di daerah. Tidak sedikit media cetak yang terpaksa mencicil membayar gaji wartawan dan karyawan mereka, dibayar dua atau tiga kali dalam sebulan. Tidak sedikit pula yang terpaksa merumahkan wartawan dan karyawan. Bahkan ada juga yang membebaskan wartawan tidak masuk kantor, karena ruang kerja diperkecil dalam usaha mengurangi sewa kantor.
Turunnya oplah, bahkan tidak sedikit Koran yang hanya cetak 4.000 eksemplar per hari, membuat pemasukkan dari iklan tidak memadai. Apalagi hampir seluruh pemasang iklan lebih percaya menyalurkan iklan mereka melalui biro iklan, (***/Eank)
