Mimbar-Rakyat.com (Charlottesville) – Tindakan brutal yang dilakukan seseorang menentang demonstrasi yang sedang berlangsung di kota Charlottesville, Amerika Serikat, dengan menabrakkan mobil yang dia kendarai ke kerumunan massa, telah menewaskan seorang wanita dan 19 orang terluka.
Pawai yang sedang berlangsung Sabtu waktu setempat (Minggu WIB) itu adalah protes terhadap rencana pemindahkan patung Jenderal Robert E Lee, yang telah berjuang untuk Konfederasi perbudakan pro-perbudakan selama Perang Saudara AS. Tiba-tiba datang sebuah mobil yang diduga dikendarai pria berusia 20 tahun, James Fields dari Ohio, menabrak peserta pawai. Pengemudi itu ditahan dengan dugaan melakukan pembunuhan tingkat dua,
BBC News melaporkan, Gubernur Virginia, Terry McAuliffe, mengatakan, satu-satunya pesan untuk supremasi kulit putih yang membawa kekacauan ke kota Charlottesville adalah; “pulanglah”. Sebelum peristiwa itu, terjadi perkelahian jalanan antara nasionalis kulit putih dan pemrotes. FBI telah membuka penyelidikan atas insiden tersebut.
Kota Charlottesville adalah sebuah “kota perguruan tinggi liberal.” Demonstrasi merupakan dampak dari perpecahan politik yang berkembang di AS, yang meningkat sejak pemilihan Presiden Trump, tahun lalu.
Jaksa Agung Jeff Sessions mengatakan “kekerasan dan kematian di Charlottesville telah menyerang kekuatan hukum dan keadilan Amerika. “Ketika tindakan semacam itu muncul dari kefanatikan dan kebencian rasial, mereka mengkhianati nilai inti kita dan tidak dapat ditolerir,” katanya.
Selain korban terluka dalam insiden mobil, Kepolisian Charlottesville mengatakan ada 15 korban cedera lainnya dalam kekerasan terkait pawai. Sore harinya, helikopter Polisi Negara Bagian Virginia jatuh di hutan di barat daya kota, menewaskan dua orang. Tidak ada tanda-tanda musibah itu terkait dengan kekerasan.
McAuliffe mengatakan dalam sebuah konferensi pers: “Saya memiliki sebuah pesan untuk semua supremasi kulit putih, dan Nazi yang datang ke Charlottesville hari ini. Pesan kami sederhana dan sederhana: Pulanglah, Anda tidak diinginkan dalam persemakmuran yang hebat ini. Seharusnya Anda malu. Anda berpura-pura bahwa Anda adalah patriot.”
“Anda datang ke sini hari ini untuk menyakiti orang-orang. …. pesan saya jelas: Kami lebih kuat dari Anda.”
Gubernur, yang seorang Demokrat itu mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Presiden Trump, dan dua kali mendesaknya untuk memulai sebuah gerakan untuk mengajak masyarakat bersatu. Dia mengucapkan terima kasih kepada polisi dan petugas penegak hukum, yang dia katakan telah mencegah “hari yang jauh lebih buruk”, dan memuji layanan darurat yang membantu orang-orang yang terluka.
Oren Segal, direktur Center for Extremism Anti-Fitnah, mengatakan beberapa kelompok “kekuatan putih” hadir dalam aksi tersebut, termasuk neo-Nazi dan faksi Ku Klux Klan.
The New York Times melaporkan, beberapa orang meneriakkan “Anda tidak akan menggantikan kita,” dan “Yahudi tidak akan menggantikan kita.”
Presiden Donald Trump mengutuk kejadian itu. “Kebencian dan perpecahan harus dihentikan sekarang,” katanya kepada wartawan, ketika berbicara di New Jersey, di mana dia sedang berlibur. “Kita harus berkumpul bersama dengan cinta untuk bangsa kita.”
Demokrat dan Republik sama-sama mengambil keputusan dan mencatat bahwa telah gagal merujuk pada peran sentral nasionalis kulit putih. Senator Republik Cory Gardner men-tweet: “Tuan Presiden – kita harus menyebut kejahatan dengan namanya. Mereka adalah supremasi kulit putih dan ini adalah terorisme dalam negeri.”***(janet)
