MIMBAR-RAKYAT.com ( Jakarta) – Sebanyak 1.420 narapidana dan tahanan di Sulawesi Tengah tidak berada di tempat karena kabur untuk menyelamatkan diri akibat gempa 7,4 Skala Richter dan tsunami di Palu dan Donggala, Jumat (28/9).
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM (Ditjen PAS Kemenkumham) mengungkapkan hal itu kepada media Senin.
“Tidak beradanya para tahanan dan narapidana di Lapas Palu, Rutan Palu dan Rutan Donggala semata-mata sebagai kebutuhan penyelamatan diri atas dampak gempa,” kata Dirjen PAS Sri Puguh Budi Utami saat konferensi pers di Jakarta.
Saat ini terdapat 15 UPT di wilayah Sulawesi Tengah dan delapan di antaranya terkena dampak gempa.
Total penghuni rutan dan lapas di Sulawesi Tengah saat ini mencapai 3.322 orang dan yang berada di luar saat ini sebanyak 1.420, sehingga yang tersisa 1.795 narapidana dan tahanan.
Utami menjelaskan, para tahanan melarikan diri karena kondisi lapas dan rutan yang rusak sehingga mengancam keselamatan mereka.
Dirjen PAS menguraikan bahwa Lapas Palu yang memiliki kapasitas 210 terisi sebelum gempa 581 narapidana hingga Senin pagi ini yang ada tersisa 66 orang.
Sementara Rumah Tahanan Palu yang memiliki kapasitas 120 diisi 463 tahanan yang tersisa hanya 53 orang.
Utami mengungkapkan pada Minggu (30/9) ia berkunjung ke Palu dan menghitung ada sebanyak 56orang tahanan, sekarang tersisa 53 orang dan ia yakin mereka tidak kabur.
“Mungkin mereka minta ijin sama Karutan karena ada keluarganya di kediaman saat terjadi gempa. Pasti ini diijinkan oleh Karutannya,” kata Utami seperti dilansir antaranews.
Lembaga Pemasyarakatan khusus Perempuan (LPP) Palu yang memiliki kapasitas 100 diisi 83 narapidana ditambah tiga bayi, tersisa sembilan orang dan Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak yang memiliki kapasitas 100 diisi 29 anak tinggal lima warga binaan.
Sedangkan Lapas Donggala yang memiliki kapasitas 108 diisi 342 narapidana hingga saat ini kosong karena kondisi lapas yang terbakar.
“Berdasarkan laporan sudah beberapa orang melaporkan keberadaan mereka dan ingin kembali,” jkatanya.
Utami juga mengatakan pihaknya telah memberikan waktu selama satu minggu dan menghimbau mereka untuk kembali lagi.
Dia juga menjelaskan, kebijakan ini ditempuh karena kondisi Lapas dan Rutan saat sedang rusak dan cadangan bahan makanan yang tidak ada. (An/Kb)