Thursday, October 24, 2024
Home > Berita > Dubes Sidehabi buka puasa bersama PMI bermasalah di Doha

Dubes Sidehabi buka puasa bersama PMI bermasalah di Doha

Suasana buka puasa bersama di Doha, Qatar. (bd)

MIMBAR-RAKYAT.com (Doha) – KBRI Doha bekerjasama dengan mahasiswa Universitas Terbuka Chapter Qatar (UTCQ) memanfaatkan momen bulan suci Ramadan kali ini dengan berbuka puasa bersama Pekerja Migran Indonesia (PMI) bermasalah yang berada di penampungan KBRI Doha, Qatar.

Acara tersebut merupakan awal dari rangkaian acara buka puasa komunitas diaspora Indonesia di Qatar dalam rangkaian safari Ramadhan.

Acara tersebut dilaksanakan setelah para mahasiswa mengikuti ujian akhir semester tahun 2018, yang diselenggarakan di Doha College, dan merupakan program kerja tahunan Universitas Terbuka Qatar Base.

Dalam sambutannya, Duta Besar Indonesia untuk Qatar, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi memberikan suntikan semangat kepada  mahasiswa UTCQ untuk terus belajar sehingga dapat berkontribusi  dalam mempromosikan citra Indonesia di Qatar.

Mantan Anggota DPR ini sangat mendukung acara  berbuka puasa bersama PMI bermasalah ini.

Menurutnya  ini merupakan  salah satu dari bentuk perhatian pemerintah terhadap PMI di luar negeri guna menghibur para PMI yang umumnya didominasi wanita, sambil menunggu dipulangkan.  Mantan Irjen TNI ini juga menyampaikan rasa empatinya terhadap penderitaan yang dialami PMI yang mempertaruhkan nyawa guna menghidupi keluarganya di tanah air.

Menurut Ketua Senat Mahasiswa UTCQ, Mulyadi Tasha, buka puasa bersama para PMI bermasalah  sebagai bentuk kepedulian dan rasa kebersamaan juga solidaritas terhadap sesama bangsa Indonesia di Qatar khususnya para PMI bermasalah di penampungan.

“Mudah-mudah mereka turut merasakan kebahagian berbuka puasa bersama kita,” ujar karyawan perusahaan petrokimia, QAPCO yang juga pemilik restoran Indonesia “Central”  sejak tahun 2005.

Atase Tenaga Kerja KBRI Doha, Muhammad Yusuf, mengatakan jumlah PMI bermasalah di penampungan KBRI Doha saat ini mencapai 40 orang yang terdiri dari 36 wanita, dua pria dan dua anak-anak.

Menurutnya, berdasarkan data pemerintah Qatar, jumlah WNI di Qatar mencapai sekitar 43.000 WNI. Jumlah pekerja domestik yang resmi terdaftar mencapai 7125 sedangkan 2000 orang unprosedural. Sedangkan jumlah PMI professional mencapai  sekitar 13.500. Sisanya merupakan keluarga PMI. Ditambahkan lebih dari 95 % kasus yang tercatat di KBRI merupakan dampak dari pengiriman PMI yang unprosedural.

Dubes Sidahebi (kanan) bersama Ustad Yahya. (bd)

Dalam ceramah Ustad Yahya, menyampaikan keistimewaan bulan Ramadan  serta makna dan hikmah berpuasa  berdasarkan  ajaran Islam sesuai Al Quran dan hadist agar menjadi manusia yang lebih baik di masa mendatang.

Salah orang PMI bernama Tuti asal Indramayu yang telah bekerja  dua tahun di Qatar, merasakan suasana Ramadhan. Diungkapkan alasannya kabur ke penampungan karena gajinya tidak dibayar dalam setahun terakhir.

Menurut Minister Counsellor KBRI Doha, Boy Dharmawan, acara buka puasa bersama TKI di penampungan merupakan acara tradisi  agar para PMI  merasakan sebagai saudara di rantau yang menjadi bagian dari keluarga besar KBRI Doha.

Ia mengatakan, kebijakan moratorium pengiriman tenaga kerja informal ke kawasan Timur Tengah yang diberlakukan sejak Mei 2015, agar para TKI Informal tidak lagi bekerja ke Timur Tengah khususnya Qatar. Namun demikian hanya 0,4 persen dari total jumlah PMI yang mengalami masalah di Qatar.  (BD/arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru