Tuesday, March 19, 2024
Home > Cerita > Di Keheningan Malam, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Di Keheningan Malam, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Di Keheningan Malam

Puisi Djunaedi Tjunti Agus

 

Televisi yang tergantung di dinding

Terus nyerocos tentang banyak hal

Cermin berdiri kokoh menantang

Aku hanya bisa menarik nafas

Kesal campur aduk, lunglai

 

Ingin marah, tapi kepada siapa

Sesekali roda koper terdengar keras

Memecah kesunyian lorong

Ada suara percakapan, tapi sesaat

Kemudian berlalu, kembali lengang

 

Sebungkah roti terlihat membatu

Teronggok tak tersentuh di meja hias

Tak ingat sejak kapan ada di situ?

Tak mungkin jika itu bekas mu

Karena kau telah lama jauh

Jauh di seberang, di ujung cakrawala

 

Di malam yang sunyi ini

Tiba-tiba saja aku ingat kamu

Pikiranku menerawang jauh, rindu

Hati bagai diiris, tiba-tiba sedih

Lambung kiri terasa perih

Mag kumat, karena sensitif

 

Dua cangkir masih ada di situ

Di meja yang sarat, macam-macam

Tapi untuk siapa, aku hanya sendiri

Mungkinkah kau akan kembali?

Tapi kapan, aku tak pasti

Aku tenggelam dalam sunyi

 

Beberapa nama terlintas

Tetapi selalu berenti pada sosokmu

Namamu yang kerap muncul

Membuatku selalu tertegun

Memaksaku terus bertanya

Membuat yang lain tak bermakna

Kau tak pernah bosan berdoa

Berdoa untuk kita, untuk semua

Tanpa peduli dikabulkan-Nya

 

Semua itu ada saatnya

Itu selalu katamu, tapi kapan?

Kau tak peduli, terus memuji

Haruskah semua diserahkan Ilahi

Meski kita terus dizolimi

Dipimpin orang-orang tak berbudi

Beranggapan korupsi lazim

 

Kapan sunyi ini berlalu

Kapan kita tidak lagi hanya bermimpi

Kapan harapan jadi kenyataan

Kapan doa kita dikabulkan

Kapan pemimpin zolim pergi

Kapan? Ya, kapan!?

Pasti jawabmu ada saatnya, nanti

 

@Palembang, 25 Juni 2012

*tersimpan rapi di fb

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru