Thursday, March 28, 2024
Home > Berita > Covid 19 di Jakarta semakin melandai

Covid 19 di Jakarta semakin melandai

Covid 19 di Jakarta semakin melandai. (youtube)

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Kasus pasies terinveksi Covid 19 di Jakarta semakin melandai, bahkan grafiknya paling rendah dibanding daerah lain.

Pada Minggu,  di daerah khusus Ibukota ini, tercatat ada 1.182 kasus baru, sehingga jumlah total menjadi 840.442 kasus.

Kasus harian ini lebih rendah dibandingkan Jawa Tengah (4.144 kasus), Jawa Timur (1.725 kasus), dan Jawa Barat (1.299 kasus).

Kasus kesembuhan Minggu lebih rendah dari kasus baru, yakni 1.066 kasus. Jumlah pasien sembuh ini juga lebih rendah dibandingkan Jawa Tengah (4.125 kasus), Jawa Timur (3.545 kasus), dan Jawa Barat (2.099 kasus).

Kasus kematian yang terjadi di DKI, tercatat cukup rendah yakni 17 kasus. Bandingkan dengan Jawa Tengah 309 kasus, Jawa Timur (230 kasus), dan DIY (81 kasus).

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan fluktuasi jumlah kasus aktif hingga kematian Covid-19.

Kasus aktif saat ini adalah 9.453 kasus per tanggal 13 Agustus 2021 dan turun dari puncak gelombang kedua pada Juli 2021 yang mencapai lebih dari 100 ribu kasus. Kasus aktif di bawah 10 ribu kasus terjadi pada 22 Mei lalu atau sekitar 2,5 bulan lalu.

“Selama hampir dua bulan sejak itu kasus aktif kita naik drastic sehingga mencapai puncaknya pada 16 Juli, sebanyak 113.137 kasus aktif,” kata Anies, dalam salah satu paparan di media sosial, Sabtu (14/8/2021) dan disiarkan berbagai media.

Jumlah kasus ini paling rendah dibandingkan kota-kota besar di Pulau Jawa. Jumlah ini juga jauh menurun ketimbang puncaknya pada Juli lalu yang mencapai 113 ribu kasus positif aktif. Pada Jumat lalu ada 1.210 kasus positif Covid-19 baru di Jakarta dengan 1.570 pasien sembuh dan 68 orang meninggal.

Dia menyebutkan saat puncak terjadi, seluruh kamar di rumah sakit Jakarta penuh. Hal itu terjadi pada ICU dan kamar rawat inap, serta antrian masuk IGD yang sangat panjang.

Menurutnya, penurunan kasus aktif membutuhkan waktu lebih lama daripada tren kenaikan. Namun di Jakarta, tren penurunan itu terjadi hanya dalam waktu satu bulan.

“Berkat kerja keras begitu banyak pihak dukungan, kedisiplinan dari begitu banyak warga Jakarta kita semua berhasil menurunkan kurva kasus aktif kembali di bawah 10 ribu dalam waktu kurang dari satu bulan sejak puncak gelombang kedua,” jelasnya.

Kasus harian

Hal yang sama juga terjadi pada penambahan kasus harian. Puncaknya terjadi pada 12 Juli dengan satu hari di DKI Jakarta tercatat ada 14 ribu kasus dan sebulan kemudian menurun hingga 1/14 nya.

Kasus kematian pun juga mengalami penurunan. Jumlah kasus ini dibagi menjadi terkonfirmasi Covid dan pemakaman dengan protokol Covid.

Pada pertengahan Juni, angka pemakaman dengan protap Covid naik pesat dan puncaknya pada 10 Juli. Saat itu ada 400 orang yang meninggal dengan pemakaman protokol Covid-19 sementara kematian terkonfirmasi Covid-19.

Ketika itu, kata Anies, banyak warga yang meninggal sebelum tes keluar.  Banyak warga yang baru datang ke fasilitas rumah sakit saat kondisinya sudah berat dan ini juga menggambarkan beban laboratorium sangat besar.

Namun sekarang angka pemakaman dengan protokol Covid-19 menurun di kisaran 50 orang. Sementara kematian dengan konfirmasi Covid-19 turun 40 orang.

Menurutnya situasi tersebut menunjukkan beban laboratorium menurun dan hasil tes bisa keluar lebih cepat serta warga yang membutuhkan pertolongan darurat bisa cepat tertolong.

Gubernur tetap menekankan, kendati pasien Covid 19 di Jakarta khususnya dan di Indonesia umumnya sudah melandai, bukan berarti masyarakat bebas untuk tidak melaksanakan prokes 3 M, untuk semakin menekan penyebaran wabah itu.  (arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru