Tuesday, March 19, 2024
Home > Cerita > Bancana dan Air Mata Duka, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Bancana dan Air Mata Duka, Puisi Djunaedi Tjunti Agus

Foto Ilustrasi milik BNPB

Air mata tak tertahankan

Korban tewas terus bertambah

Rumah-rumah reot runtuh

Bangunan kokohpun tumbang

Warga korban tak berdaya

Pasrah atas keadaan nyata

Para penolong berjibaku

Demi menyelamatkan nyawa korban

 

Ada yang bisa diselamatkan

Yang luka dan patah tulang

Pihak rumah-rumah sakit kerja keras

Jasad yangg tertimbun terus digali

Tenda-tenda darurat didirikan

Bantuan pun mengalir dari mana-mana

Rasa solidaritas terus berkibar

 

Air mata duka terus mengalir

Apakah ini peringatan atau azab

Wallahualam bissawab Allah yang tahu

Yang pasti Rasul pernah mengingatkan

Azab Allah itu pedih

Ada berupa bencana alam

Ditenggelamkan ke perut bumi

Dihujani batu ditelan lautan

Azab Allah telah kerap terjadi

Ketika umat menantang perintah Tuhan

 

Semua telah terjadi

Semua berkali-kali terbukti

Bahkan juga nyata hari-hari ini

Semua itu adalah peringatan

Apakah kita akan terus meragukan

Perintah dan tuntunan sudah jelas

Mengapa kita tak mengindahkan

 

Telah banyak contoh mengerikan

Penantang Nabi Nuh ditenggelamkan

Musuh Nabi Luth dihujani batu dari langit

Firaun yang menantang Nabi Musa ditenggelamkan

Banyak contoh lain dikemukakan

Lalu mengapa tetap membangkang

 

Air mata duka tak kunjung kering

Hari-hari masih diiisi kabar duka

Ditemukanya jasad-jasad tak berdaya

Apakah musibah akan terus terjadi

Hanya Allah yang tahu

Dekatkan diri dan jiwa kepadaNya

Jangan salah jalan

 

@Malang 271122

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru