Friday, March 29, 2024
Home > Berita > Turki selamatkan seorang gadis dari timbunan reruntuhan 248 jam setelah gempa

Turki selamatkan seorang gadis dari timbunan reruntuhan 248 jam setelah gempa

Paman Aleyna Olmez (tengah), bereaksi setelah wanita berusia 17 tahun itu diselamatkan dari bangunan yang runtuh, 248 jam setelah gempa berkekuatan 7,8 yang melanda sebagian Turki dan Suriah, di Kahramanmaras. (Foto: AFP/Arab News)

Mimbar-Rakyat.com (Kahramanmaras, Turki) –  Tim penyelamat Turki pada hari Kamis lalu mengeluarkan  seorang gadis 17 tahun dari reruntuhan akibat gempa dahsyat pekan lalu, di saat harapan untuk menemukan lebih banyak orang yang selamat memudar.

Aleyna Olmez diselamatkan 248 jam setelah gempa berkekuatan 7,8 meratakan seluruh kota, menewaskan hampir 40.000 orang di tenggara Turki dan sebagian Suriah.

“Dia terlihat dalam keadaan sehat. Dia membuka dan menutup matanya,” kata penambang batu bara Ali Akdogan, yang mengambil bagian dalam upaya penyelamatan, kepada AFP yang dikutip Arab News, di Kahramanmaras, sebuah kota dekat pusat gempa.

“Kami telah bekerja di gedung ini selama seminggu sekarang… Kami datang ke sini dengan harapan mendengar suara-suara,” katanya.

“Kami senang setiap kali kami menemukan makhluk hidup — bahkan seekor kucing.

Paman gadis itu dengan air mata mengalir memeluk para penyelamat satu per satu, sambil berkata: “Kami tidak akan pernah melupakanmu.”

Namun setelah penyelamatan, tentara Turki mengatakan kepada media dan penduduk setempat untuk meninggalkan tempat kejadian karena tim mulai mengeluarkan mayat dari reruntuhan.

Sementara beberapa orang juga ditemukan hidup di Turki pada hari Rabu, laporan penyelamatan seperti itu semakin jarang terjadi. Pihak berwenang di Turki dan Suriah belum mengumumkan berapa banyak orang yang masih hilang.

Jutaan orang membutuhkan bantuan kemanusiaan setelah kehilangan tempat tinggal di suhu musim dingin yang hampir membekukan.

Di kota Kahramanmaras, Turki, foto dua anak laki-laki yang hilang diiikat ke pohon dekat blok flat tempat mereka tinggal.

“Orang tua mereka sudah meninggal,” kata korban selamat gempa Bayram Nacar, yang berdiri menunggu bersama pria lokal lainnya yang mengenakan masker saat ekskavator membersihkan tumpukan besar beton yang hancur dan batang logam bengkok di belakang pohon.

Dia mengatakan jenazah orang tua anak laki-laki itu masih berada di bawah reruntuhan. “Ayahnya bernama Atilla Sariyildiz. Jenazahnya belum ditemukan. Kami berharap menemukan orang tuanya setelah ekskavator memindahkan puing-puing.”

Lebih dari 4.300 gempa susulan telah menghantam zona bencana sejak awal, kata Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat Turki (AFAD).

Konvoi Bantuan

Menurut Arab News, Pemerintah Suriah telah mengumumkan jumlah korban tewas di wilayah yang dikuasainya sebanyak 1.414, mengatakan ini adalah penghitungan akhir.

Sebagian besar korban jiwa di Suriah terjadi di barat laut yang dikuasai pemberontak, tetapi penyelamat mengatakan tidak ada yang ditemukan hidup di sana sejak 9 Februari dan fokus telah bergeser untuk membantu korban selamat.

Dengan banyaknya infrastruktur sanitasi di kawasan yang rusak atau tidak dapat beroperasi, otoritas kesehatan menghadapi tugas berat dalam upaya memastikan bahwa masyarakat sekarang tetap bebas penyakit.

Upaya bantuan di barat laut terhambat oleh konflik dan banyak orang di sana merasa terlantar saat bantuan menuju ke bagian lain dari zona bencana yang luas.

Hingga Kamis, 119 truk PBB telah melewati perlintasan Bab Al-Hawa dan Bab Al-Salam sejak gempa, kata juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan.

Bantuan tersebut berupa sembako, obat-obatan esensial, tenda dan barang-barang hunian lainnya serta alat tes kolera, mengingat daerah tersebut masih mengalami wabah kolera.***(edy)

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru