Thursday, March 28, 2024
Home > Berita > Setelah Kecelakaan, Garuda Indonesia Batalkan Pesanan 49-jet Boeing 737

Setelah Kecelakaan, Garuda Indonesia Batalkan Pesanan 49-jet Boeing 737

Boeing 737 MAX 7. (Foto: Reuters/Al Jazeera)

Boeing 737 MAX 7. (Foto: Reuters/Al Jazeera)

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Perusahaan penerbangan nasional Indonesia, Garuda, telah menyuraati pihak Boeing terkait pembatalan pesanan bernilai jutaan dolar untuk 49 pesawat Boeing 737 MAX 8, setelah jenis pesawat itu mengalami dua kecelakaan fatal.

“Kami telah mengirim surat kepada Boeing yang meminta agar pesanan dibatalkan,” kata juru bicara Garuda, Ikhsan Rosan. Demikian dilaporkan Al Jazeera.

“Alasannya adalah bahwa penumpang Garuda di Indonesia telah kehilangan kepercayaan dan tidak lagi memiliki kepercayaan diri” pada pesawat (dimaksud),” katanya, dan menambahkan bahwa maskapai sedang menunggu tanggapan dari Boeing.

Pejabat Boeing akan mengunjungi Indonesia minggu depan untuk membahas rencana Garuda terkait membatalkan pesanan.

Garuda sudah menerima salah satu dari pesawat itu, kata Rosan, bagian dari pesanan 50 pesawat senilai $ 4,9 miliar dengan harga jual ketika diumumkan pada 2014.

Maskapai ini, menurut dia, juga akan membicarakan dengan Boeing tentang apakah mengembalikan pesawat yang telah diterimanya, kata jurubicara itu.

Shukor Yusof, kepala konsultan penerbangan yang berbasis di Malaysia, Endau Analytics, mengatakan, pengumuman Garuda tampaknya isyarat rencana formal pertama oleh perusahaan penerbangan untuk membatalkan pesanan 737 MAX 8.

Bulan ini, Lion Air memutuskan menunda kehadiran empat jet setelah perusahaan penerbangan Ethiopia Boeing 737 MAX 8 mengalami kecelakaan dan menewaskan semua 157 orang di dalamnya.

Lion Air mengoperasikan 10 jet Max 8, bagian dari pesanan $ 22miliar saat itu dari Boeing yang dibuat pada tahun 2011. Tragedi Ethiopia terjadi setelah jet Lion Air dengan model yang sama jatuh di Indonesia pada Oktober, menewaskan 189 orang.

Kedua pesawat yang mengalami kecelakaan dilaporkan mengalami pendakian dan penurunan curam tak terkendali, serta kecepatan udara berfluktuasi sebelum jatuh, tak lama setelah lepas landas.***(janet)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru