Thursday, March 28, 2024
Home > Berita > Presiden Jokowi dan Kanselir Angela Merkel Lakukan Pertemuan Bilateral

Presiden Jokowi dan Kanselir Angela Merkel Lakukan Pertemuan Bilateral

Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral secara virtual dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/4). Foto: BPMI Setpres)

Mimbar-Rakyat.com (Bogor) – Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Angela Merkel secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (13/4) sore. Pertemuan bilateral tersebut dilakukan sehari setelah pembukaan Pameran Hannover Messe 2021 di mana Indonesia didapuk sebagai negara mitra atau partner country.

“Suatu kehormatan bagi Indonesia ditunjuk sebagai negara mitra Hannover Fair 2021 dan juga nanti di tahun 2023,” kata Presiden Joko Widodo yang mengapresiasi kepemimpinan Kanselir Merkel selama hampir 16 tahun dalam meningkatkan hubungan bilateral, seperti dikutip dari presidenri.go.id.

Kanselir Merkel, dalam kesempatan tersebut, menyampaikan penghargaan kepada Indonesia yang telah bersedia menjadi negara mitra dalam Hannover Messe 2021 dan meyakini bahwa kemitraan ini akan bermanfaat bagi upaya memperkuat hubungan bilateral kedua negara. Kanselir juga menyampaikan bahwa tahun depan Indonesia akan menjadi Ketua G-20, sementara Jerman menjadi Ketua G-7. Kedua negara diharapkan dapat melakukan sinergi prioritas kerja dengan baik.

Kedua pemimpin membahas secara terbuka beberapa isu bilateral, antara lain kerja sama di bidang kesehatan, kerja sama ekonomi, dan perubahan iklim. Selain itu, isu kawasan yakni mengenai situasi politik di Myanmar juga menjadi salah satu topik tukar pikiran di antara keduanya.

Dalam pembahasan isu kesehatan, kedua pemimpin melakukan tukar pikiran mengenai penanganan Covid-19 di masing-masing negara. Keduanya menyampaikan kekhawatiran dengan masih terus terjadinya nasionalisme vaksin yang akan sangat mengganggu ketersediaan vaksin dunia dan kesetaraan akses bagi semua negara.

Presiden menyampaikan bahwa angka kasus positif di Indonesia sudah mulai membaik. Selain disebabkan oleh protokol kesehatan yang terus diterapkan, penurunan angka kasus positif juga disebabkan karena kebijakan PPKM berskala mikro sampai pada tingkat desa.

“Di bulan Januari, angka positif Indonesia sempat mencapai lebih dari 14 ribu dalam satu hari. Sementara dalam dua minggu ini, angka positif berkisar 4-5 ribu per hari,” kata Presiden.

Presiden juga menjelaskan mengenai program vaksinasi yang sudah mulai dilakukan di Indonesia. Selain dari Sinovac, Indonesia saat ini juga memakai vaksin dari AstraZeneca.

Presiden Jokowi menekankan pentingnya kedua negara membangun kerja sama kesehatan ke depannya.
Di bidang kerja sama ekonomi, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa investasi memegang peran penting dalam pemulihan ekonomi pascapandemi. Sejumlah hal dilakukan Indonesia untuk mendukung kerja sama di bidang investasi.

“Indonesia baru saja mengeluarkan Undang-Undang Cipta Kerja yang akan dapat mendukung kerja sama di bidang investasi,” jelas Presiden.

Presiden juga menawarkan kerja sama pengembangan sumber daya manusia melalui sekolah vokasi dan peningkatan investasi industri Jerman untuk membangun basis produksi dan rantai pasok global Jerman di kawasan.

“Saya menawarkan kepada Jerman untuk mengembangkan kawasan industri khusus Jerman, German Industrial Quarter, di Kawasan Industri Terpadu Batang,” ucap Presiden.

Mengenai perubahan iklim, kedua pemimpin juga memiliki komitmen yang sama bagi upaya pengurangan emisi sesuai dengan komitmen yang telah disampaikan masing-masing negara. Salah satu contohnya adalah upaya yang terus dikembangkan baik restorasi hutan mangrove maupun upaya pembangunan energi secara berkelanjutan.
“Indonesia memiliki komitmen tinggi untuk melakukan pembangunan hijau,” kata Presiden.

Mengenai isu Myanmar, Presiden menyampaikan bahwa sikap Indonesia sudah sangat jelas sejak awal, yaitu meminta dihentikannya penggunaan kekerasan dan mendorong dilakukannya dialog. Indonesia juga telah mengusulkan dilakukannya KTT ASEAN guna membahas isu Myanmar dan saat ini persiapan KTT tersebut terus dilakukan.

“Dialog di antara mereka diharapkan dapat segera dilakukan untuk mengembalikan demokrasi, stabilitas, dan perdamaian di Myanmar,” tuturnya.

Jerman adalah salah satu mitra terpenting Indonesia di Eropa. Indonesia dan Jerman telah menjalin kemitraan komprehensif sejak tahun 2012. Jerman merupakan mitra dagang terbesar Indonesia di Eropa, mitra investasi terbesar ke-4 di Eropa, dan penyumbang wisatawan terbesar ke-3 dari Eropa.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan bilateral tersebut yaitu Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.***(BPMI Setpres/edy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru