Tuesday, March 19, 2024
Home > Cerita > Pesona Korona, Puisi A.R. Loebis

Pesona Korona, Puisi A.R. Loebis

Pesona Korona 

Puisi: A.R. Loebis

 

Korona memesona

Walau masalah dunia

Karena ia memporakporandakan

sekaligus meluruskan kembali

tatanan peradaban manusia

Ia merajalela tak terlihat, entah kapan berakhirnya

 

Korona memesona

Masalah dunia

Seperti neraka dan surga

Seandai Tuhan menunjukkan bentuk dan isi neraka

Tak akan ada manusia berbuat nista karena takutnya

Seandai Tuhah menunjukkan bentuk dan isi surga

Tak akan ada orang berbuat cela karena ingin berada di dalamnya

Seandai bentuk korona bisa dilihat dengan mata

Tak akan ada orang berani mengedipkan mata,

Karena takut tersentuh

Atau pun berdekatan dengan manusia penular

ngeri banget

 

Koronoa memesona

Masalah dunia

dari ragam sudut pandang

medis, virus, wabah, sejarah, ekonomi

politik, hubungan internasional, sosiologi, antropologi, agama

Dari seluruh disiplin ilmu dasar dan terapan

dari ratusan sudut pandang

dari ratusan teori sebab-akibat

menjadi ribuan berita dan info menghenyak otak manusia

dari media arus utama apalagi media sosial

di kota dan desa, minim manusia dan kendaraan, tapi langit jadi biru tiada polusi

rumah ibadah kosong, jamaah berjauhan, sekolah kantor diliburkan, hidung mulut ditutup, tangan terus dibasuh, sehari berkali-kali mandi.

Manusia di luar irama, tempo dan gerak kehidupan

Manusia jadi a-sosial, tapi suami, istri, anak jadi berdekatan lagi

Sekaligus manusia kembali ke fitrah menjadi makhluk sosial dan beragama

Orang selalu mengingat Tuhan ketika sedang di udara apalagi daratan tak tampak

Orang selalu ingat berdoa saat di atas kapal laut apalagi daratan tak terlihat

Kini orang berdoa karena korona

Hablum minalloh dan hablum minannas

Manusia semakin berjarak tapi hakekatnya semakin dekat

Gerak hidup semakin kontradiktif, tiada jamaah bahkan dalam kemalangan pun

semua senasib sepenanggungan

Manusia dunia

 

Korona memasona

Walau masalah dunia

Banyak orang sakit

akibat takut akan ketakutannya

khawatir akan kekhawatirannya.

Banyak sakit flu dan demam disebut disengat korona,

meninggal pun dibungkus plastik,

masuk lahat tak dilihat saudara dan tanpa doa.

Tak pasti apakah korona ada di paru-parunya.

Jangan salah, orang sehat pun ada yang menularkannya

Kejadian langka ini menghantui orang seluruh dunia.

Orang ketakutan karena info dan berita

Tapi pejabat negara-negara seolah berlomba masuk berita

banyak orang tak tahu apa ia kena virus si korona.

Di negaraku, dua menteri masuk berita,  kini mereka sehat walafiat.

Tapi ada juga bertanya-tanya

jangan-jangan si korona itu tidak ada.

Ia hanya dibuat menembus batas sadar manusia

ia beyond thingking. Ia ada di ambang sadar.

Ada juga yang mengatakan ini baru trial n error by China

bocor sedikit.

Tapi sudah ratusan ribu orang mati dimana-mana

Nah, gimana kalo beneran ada episode korona kedua

Artinya melepas virus keduakalinya, mengerikan!

diberitakan media,

si korona ini hanya satu dari 1.500-an jenis virus milik China di lab Wuhan.

Senator AS Tom Cotton menyatakan

kemungkinan virus korona berasal dari lab biokimia di Wuhan

dipelajari para ahli virus selama tujuh tahun.

Beberapa ahli dan pejabat pun menyatakan,

virus corona, bisa menjadi  senjata perang biologis yang direkayasa di China.

Tapi Philip Giraldi mantan perwira intelegen CIA

mengatakan korona itu senjata biologis pembuhuh massal melalui mutasi genetik yang dibuat AS dan Israel

untuk menghancurkan China dan Iran, musuh besarnya.

Satu dolar AS untuk satu km persegi biayanya,

dibanding senjata konvensional sampai ribuah dolar per satu km persegi.

Ada teori persekongkolan

Tapi ada ahli menyebut wabah itu muncul sendiri lewat perantara khewan.

Tak ada yang pasti

 

Korona memesona

C-19 itu masalah dunia

Tapi setidaknya

Aku menemukan pesona si korona

agar tidak terlalu duka, derita, khawatir dan takut

Aku baru memegang cangkul dan belajar tekniknya agar pinggang tak sakit

Aku menjamah garit dan arit, menarik sampah dan belukar di parit, juga ada tekniknya agar pinggang tak ngilu malam hari.

Aku semakin memahami watak manusia, dari sisi psikologis dan apa arti demokrasi di kampung ini

Matahari panas sekali pagi hari dan nyaris hujan lebat tiap malam, usai subuh kembali tarik selimut

Aku selalu menyaksikan selokan dalam, bukit menjulang berdaun hijau,

Ada tegur-sapa,  berjemur dan menjemur, ngopi, kerja bakti,  bersih-bersih,  bangun portal dan saung, olahraga, bayi, balita, orang tua dan doa.

Tapi entah mengapa sulit ada inspirasi menulis puisi

Korona itu angin membawa debu kematian

Hingga 21/04/20 di Indonesia terjadi 7.135 kasus

Sebanyak 616 orang meninggal dan 842 sembuh.

Tapi hampir tiga ratus ribu nyawa hilang seketika saat tsunami Aceh

Aku termangut-mangut

Betapa kuasanya sang pencipta manusia dan penghembus nyawa

 

Korona memesona

Masalah dunia

Entah kapan berakhirnya

Tapi musibah ini ada rahmatnya

karena ia mengukuhkan kembali tatanan hidup manusia

Yang sudah bergeser kemana-mana

Pergerakan kontradiktif tapi menstabilkan irama hidup

 

Dari berbagai sudut pandang

Korona itu memesona

Tapi Ya Allah, Sang Pencipta semua yang ada

kapan semua ini berakhir?

 

***Ciampea, 22042020

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru