Monday, June 16, 2025
Home > Berita > McLaren, Meningitis dan Pertarungan LMGT3 Masih Terbuka

McLaren, Meningitis dan Pertarungan LMGT3 Masih Terbuka

McLaren, Mcenginitis dan Pertarungan LMGT3 Masih Terbuka. Mobil McLaren Autosport berbendera kerja sama dengan perusahaan kesehatan tentang menginitis. (fiawec)

Mimbar-Rakyat.com (Jakarta) – Menjelang laga tonggak sejarah bagi McLaren, bintang United Autosports James Cottingham – yang mobilnya diberi warna bendera Meningitis pada laga Le Mans 24 Jam  (14-15 Juni) – putaran kejuaraan FIA WEC 2025, menyatakan pertarungan di kelas LMGT3 “masih terbuka”.

Dalam artikelnya, fiawec.com, melaporkan, awal tahun ini tersiar kabar, perusahaan kesehatan global Sanofi akan mengambangkan sayap bekerja sama dengan McLaren Racing membawa nama United Autosports – mitra resmi McLaren Automotive – untuk membalap dalam Le Mans ke-93. Usaha ini untuk lebih menarik perhatian tentang meningitis, yang berkembang setelah berakhir pandemik COVID-19.

Kolaborasi unik ini ditandai dengan adanya Bendera Manginitis warna kuning, violet ungu dan biru – simbol kuat perlawanan atas penyakit – tertera pada mobil nomor #59 McLaren 720S LMGT3 Evo. Ini membawa misi atau kritikan akan pentingnya vaksinasi dan deteksi dini atas penyakit itu,

“Le Mans adalah permainan dengan waktu – seperti halnya perjuangan kami melawan meningitis,” komentar  Thomas Triomphe, Wakil Ketua Bidang Vaksin Sanofi.

“Kami yakin ilmu pengetahuan merupakan mesin kami, kemitraan kerja sebagai bahan bakan dan kesadaran merupapann garis finis kami.  Dengan membawa bendera Meningitis ke panggung dunia, kami tidak saja mendukung mobil untuk membalap, tapi juga mendukung sebuah pergerakan. Karena setiap detik hitungan bagi kami merupakan balapan untuk menyelamatkan nyawa.”

“Kami berharap kolaborasi antara Sanofi, McLaren Racing dan United Autosports berlanjut dalam pembicaraan dan kesadaran, membantu kami menemui jutaan orang sehingga mengetahui informasi tentang penyelamatan meningitis, tanda dan gejalanya serta mengatasinya baik untuk diri sendiri mau pun keluarga dan orang lain,” tambah Vinny Smith, Chief Executive of Fondasi Penelitian Meningitis.

“Bagi kami, ini semua lebih dari sebuah bendera. Ini seruan untuk beraksi. Ketika orang melihat ini, kami ingin mereka untuk berpikir cepat dan bereaksi cepat, jadi nyawa penderita di seluruh dunia dapat diselamatkan,” katanya.

Di lintasan

Di lintasan, balapan mendatang merupakan ingatan akan tonggak sejarah bagi McLaren, karena laga itu menandai 30 tahun sejak kemenangan brand Inggris itu dalam debutnya di Le Mans, ketika F1 GTR secara sensasional menempati empat dari lima urutan tim yang menyentuh finis.

Kali ini, United Autosport di kelas LMGT3 tampil dengan dua mobil – nomor pintu #59 and #95, menandai tampilnya lagi dengan mengingat kemenangan tiga dekade lalu, dengan target kembali naik podium.

Para pebalap yang mengendarai mobil McLaren Autosport #59. (fiawec)

Pebalap internasional dari Indonesia, Sean Gelael, bersama temannya Darren Leung dari Inggris dan Norman Sato asal Jepang, akan tampil menggeber mobil nomor #95. Mereka sudah mengikuti sesi skrutinering atau pemeriksaan mesin dan administrasi dan sudah menjalani sesi latihan bebas.

Kendaraan #59 dan #95 720S LMGT3 Evo sudah muncul mulai pembukaan kejuaraan di Qatar pada Februri, tapi belum berhasil meraih poin, setela berada di tangga ke-14 dan 15 di kelasnya pada laga di Imola dan Spa-Francorchamps.

Sean Gelael dan Darren Leung serta Mir Sato siap mengikuti sesi perlomba dan laga Le Mans 24 Jam yang berlangsung akhir minggu ini. Mereka menaiki mobil nomor #95. (jagonya ayam)

“Kami sangat percaya diri baik dalam tim, kendaraan mau pun para pebalap dan hal itu sudah kami buktikan di Spa betapa cepatnya kami dalam satu, dua sampai tiga stint. Jadi kami tidak khawatir,” ujar pebalap Bronze itu, yang membalap bersama Grégoire Saucy dan Sébastien Baud.

“Banyak pebalap yang kurang beruntung, mendapatkan penalti dan hal lain, jadi saya kira kejuaraan ini masih amat terbuka dan amat ketat di bagian depan. Bahkan ada pebalap paling atas tapi tidak mendapat poin di putarah akhir. Terus terang, jika melihat celah kami dengan pebalap lain di Qatar dan Belgia, posisi kami di Le Mans amat kuat,” tambahnya.

Cottingham mempersiapkan penampilan keduanya di La Sarthe, dan runner-up kejuaraan British GT Championship 2023 itu menyatakann keikutsertaannya di FIA WEC tahun lalu membuatnya amat bersemangat untuk membalap lagi di Le Mans.

“Pelajaran besar yang saya peroleh, jangan khawatir dengan waktu yang kita catat di sesi latihan bebas,” katanya dengan menambahkan, “Saya mengalami hal kurang enak pada sesi itu Kamis, yang membuat saya agak terpukul, tapi saya tidak akan mengingatnya lagi pada laga mendatang dan itu tidak akan membekas bagi saya,” ujarnya.

“Tapi saya harus berjuang keras dan merasa amat takjub mengikuti laga ini. Secara alamiah pasti akan lelah mengikuti laga panjang ini, seperti yang diakui juga oleh peserta lain dan itu harus mampu kita atasi.” tambahnya.

“Rasanya ketika teman kita membalap, kita ingin menyaksikannya terus lewat layar besar. Tapi kenyataannya ketika kita tidak sedang berada di balik kemudi, kita harus berusaha istihat. Kita minum dan makan agar tidak dehidrasi, guna mengembalikan tenaga kita. Ini hal terpenting, saya kira,” ujarnya.

“Tahun lalu, teman saya di kantor tertawa karena mereka melihat saya mengirim berita jam dua malam ke grup CRM kami – saat di peddok saya bilang ada orang yang ingin membeli mobil (Cottingham saat ini sebagai  Managing Director di DK Engineering).  Hal itu tidak lucu karena jam segitu seharusnya saya tidur.” katanya.

“Saya merupakan satu dari hanya beberapa pebalap level Bronze di FIA WEC sehingga pekerjaan saya setiap hari tahun lalu amat keras. Tapi tahun ini saya merasa lebih ringan dan menuju Le Mans terasa lebih mudah karena ada sesuatu yang diharapkan,” tambahnya.  (fiawec / arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru