Thursday, March 28, 2024
Home > Berita > Klaster baru , RS SMC di Samarinda sempat tutup

Klaster baru , RS SMC di Samarinda sempat tutup

Ilustrasi - Rumah sakit SMC di Samarinda sempat ditutup. (ist)

Mimbar-Rakyat.com (Samarinda) – Menyusul 12 pasien positif Covid-19 menjalani perawatan di Rumah Sakit Samarinda Medika Citra ( SMC), Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda mengumumkan klaster baru yang dinamakan klaster RS SMC .

Rumah Sakit Samarinda Medika Citra ini sempat menutup sementara semua pelayanan instalasi gawat darurat (IGD), Kamis, tapi penutupan itu hanya berlangsung sehari.

Sebelumnya, Rumah sakit lain, RSUD IA Moies Samarinda, juga memiliki klaster penularan Covid-19, menutup operasionalnya hingga sepekan untuk melakukan tracing kontak setelah 19 nakesnya positif Covid-19.

Kepala Bagian Humas RS SMC Langoday Aldo dalam keterangan tertulis yang dibagikan kepada media, termasuk mimbar-rakyat.com, Kamis, menyebutkan penutupan itu  untuk tujuan pembersihan dan sterilisasi. 

Pembersihan  itu telah dilakukan sejak Rabu 12 Agustus 2020 pukul 06.00 Wita kemarin, sampai Kamis 13 Agustus 2020 pukul 07.00 Wita. Hari Kamis itu juga RS SMC beroperasi kembali.

 “Program ini adalah bentuk pencegahan, tidak terkait hanya terhadap virus Covid-19 tetapi juga bakteri dan kuman lainnya,“ katanya.

Sementara Dinas Kesehatan Kota Samarinda dalam rilisnya menyebutkan klaster baru itu  karena RS SMC berupaya melaksanakan tanggung jawabnya melayani pasien dengan berbagai keluhan penyakit, baik dalam kondisi ringan, sedang dan berat. Sehingga risiko penularan virus semakin besar dan dapat terdampak langsung kepada tenaga kesehatan.

Kewenangan   

Terkait 12 kasus di klaster SMC , Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, Ismed Kosasih menjelaskan, tidak semuanya adalah tenaga kesehatan (Nakes). Terdapat juga  keluarga dari Nakes yang masuk dalam klaster tersebut.

Di sisi lain, terkait kebijakan lamanya waktu  penutupan suatu area rumah sakit dalam upaya pelacakan kasus Covid-19 merupakan kewenangan pihak rumah sakit.

“Jadi rumah sakit itu mempunyai kewenangan, artinya pihak rumah sakit dapat menilai sendiri kemampuan pelacakannya. Kalau mereka menghitung satu hari cukup, maka cukup satu hari. Jadi semua kewenangan dari rumah sakit,” kata Ismed.

Ismed mengatakan,  masing-masing rumah sakit saat ini memiliki Komite Keselamatan, sehingga komite ini kemudian yang akan menilai berapa lama waktu yang diperlukan dalam melakukan tracing.

Kondisi Samarinda yang saat ini sudah menjalani transmisi lokal, membuat setiap orang mempunyai risiko yang sama untuk tertular. (dars/arl) 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru