Friday, April 19, 2024
Home > Berita > Horor di Suriah: Pasukan Suriah dan Rusia Bantai Warga Sipil

Horor di Suriah: Pasukan Suriah dan Rusia Bantai Warga Sipil

Sejumlah 900.000 orang yang melarikan diri dari pertempuran mewakili eksodus warga sipil terbesar sejak Perang Dunia II. (Foto: Reuters/Al Jazeera)

Sejumlah 900.000 orang yang melarikan diri dari pertempuran mewakili eksodus warga sipil terbesar sejak Perang Dunia II. (Foto: Reuters/Al Jazeera)

mimbar-rayat.com (Idlib) –  Hampir 300 warga sipil tewas dalam serangan di Suriah barat laut dengan 93 persen disebabkan oleh pasukan Suriah dan seutunya Rusia. Kepala hak asasi manusia PBB mengatakan hal itu dan dia merasa “ngeri” oleh gelombang pertempuran di barat laut  Suriah.

Seperti dilaporkan Al Jazeera, dia menyerukan kelompok kemanusiaan untuk membantu eksodus warga sipil terbesar sejak Perang Dunia II. Michelle Bachelet, dari ha asasi manusia PBB itu, pada hari Selasa juga menuduh pemerintah Suriah dan sekutunya Rusia sengaja menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil.

“Tidak ada tempat berlindung sekarang yang aman. Dan ketika serangan pemerintah berlanjut dan orang-orang dipaksa masuk ke dalam kantong yang lebih kecil dan lebih kecil, saya khawatir semakin banyak orang akan terbunuh,” kata Bachelet.

“Hampir 300 warga sipil tewas dalam serangan tahun ini di Suriah barat laut, dengan 93 persen kematian disebabkan dbantai oleh pasukan Suriah dan Rusia,” katanya.

Dalam sebuah pernyataan yang mengungkapkan “kengerian pada skala krisis kemanusiaan”, Bachelet mengecam serangan langsung di atau dekat kamp-kamp warga sipil yang dipindahkan, serta pada fasilitas medis dan pendidikan, termasuk dua rumah sakit pada hari Senin.

Hashem Ahelbarra dari Al Jazeera, melaporkan dari Hatay, Turki, mencatat Idlib di barat laut Suriah adalah rumah bagi empat juta orang dan situasinya “belum pernah terjadi sebelumnya”.

“Masih harus dilihat apakah Presiden Suriah Bashar al-Assad akan mengindahkan peringatan kemanusiaan ini … Orang-orang ini semakin percaya bahwa mereka telah dikhianati, ditinggalkan oleh komunitas internasional,” katanya.

Komentar dari para pejabat PBB muncul ketika pasukan Suriah melakukan serangan pada hari Selasa di kantong pemberontak besar terakhir negara itu. Sekitar 900.000 orang telah diusir dari rumah dan tempat berlindung mereka dalam waktu kurang dari tiga bulan.

Anak-anak meninggal karena terpapar di kamp-kamp yang tertutup salju dan PBB telah memperingatkan krisis ini dapat memburuk jika tidak ada gencatan senjata yang dicapai untuk memfasilitasi upaya bantuan.

Sebanyak tujuh anak-anak – termasuk yang berusia tujuh bulan – telah meninggal akibat suhu yang membeku baru-baru ini. Demikian disampaian kelompok bantuan yang bekerja di Idlib, Hurras Network.

“Ketika lebih banyak warga sipil mati-matian mencari keselamatan di perbatasan Suriah dengan Turki, kami khawatir jumlah kematian akan meningkat mengingat kondisi kehidupan yang benar-benar tidak manusiawi yang dialami wanita dan anak-anak, dengan suhu di bawah nol, tidak ada atap di atas kepala mereka dan tidak ada pakaian hangat, “kata badan amal Save the Children dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa.

Apa yang terjjadi merupaann eksodus terbesar sejak Perang Dunia II. Gelombang itu adalah yang terbesar sejak dimulainya perang saudara hampir sembilan tahun lalu.

“Kisah horor kemanusiaan terbesar abad ke-21 hanya akan dapat  dihindari jika anggota Dewan Keamanan, dan mereka yang berpengaruh, mengatasi kepentingan individu dan menempatkan kepentingan kolektif dalam kemanusiaan,” kata koordinator PBB Mark Lowcock, Senin.

Ibrahim Kalin, juru bicara kepresidenan Turki, mengatakan kepada wartawan di Ankara bahwa pembicaraan dengan Rusia akan berlanjut dalam beberapa hari mendatang.***sumber Al Jazeera, Google. (dta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru