Thursday, March 28, 2024
Home > Berita > COVID-19 Ujian Bagi Kesabaran dan Kepatuhan

COVID-19 Ujian Bagi Kesabaran dan Kepatuhan

Ilustrasi.

Kita seperti banyak orang yakin bawah wabah virus corona atau COVID-19 akan berakhir. Tapi kapankah? Keyakinan itu tidak hanya datang dari rakyat kecil, baik yang tidak henti-hentinya berdoa atau yang pasrah saja, tetapi juga dari orang-orang “besar” berpengaruh di dunia, seperti Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang pernah terinfeksi virus corona kemudian sembuh. Juga Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang sempat tak menganggap COVID-19 suatu bahaya. Semua kini serius menyikkapi wabah tersebut dan berharap segera berahir.

Namun kapan akhir dari ancaman virus yang muncul dan berawal di Wuhan, China tersebut? Hanya Allah lah yang tahu. Tidak seorang pun mampu memastikan. Apalagi sejak diketahui  Desember tahun 2019 lalu hingga kini belum ditemuan penangkalnya.Vaksin yang dapat memberikan ketahanan tubuh terhadap ancaman virus corona tak kunjung ditemukan. Sejumlah negara masih melakukan uji coba. AS, negara super power, baru bisa menawarkan harapan bahwa vaksin yang efektif mungkin baru tersedia pada akhir tahun.

Virus corona masih menjadi ancaman besar, tak terkecuali bagi masyarakat Indonesia. Bayangkan saja sejumlah negara “serba bisa” yang memiliki sejumlah besar tenaga ahli belum mampu menemuan vaksin yang tokcer. Bagaimana kita? Bahkan Amerika Serikat telah mencatat rekor kasus virus corona, dengan lebih dari lima juta orang kini terinfeksi. Untuk seluruh dunia,  setidaknya 19,86 juta orang telah didiagnosis terpapar COVID-19, dan lebih dari 731.300 telah meninggal. Tercatat 12,1 juta pulih.

Kini hampir di seluruh pelosok dunia yang pada tahu 2020  ini diperhitungkan berpenduduk 7 miliar lebih (7.794.798.739) mengakui ancaman COVID-19 tidak boleh dianggap enteng. Sejumlah pimpinan negara yang sebelumnya menganggap hanya angin lalu berubah serius. Mengutip seruan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dalam peringatan Hari Nasional ke-55 Singapura pada hari Minggu (9/8), semua saatnya mengedepankan persatuan dan ketahanan dalam melawan pandemi virus corona.

Bagi siapapun COVID-19 adalah ujian terhadap  kesabaran dan kepatuhan. Menghadapi ancaman wabah yang telah menguncang dunia, kita tak boleh main-main.  COVID-19 terbukti bukan  hoaks, seperti pernah  dilontarkan pendukung Donald Trump. Kita, siapapun dia, apakah pejabat atau rakyat biasa harus mau menerapkan protokol kesehatan pencegahan virus corona dalam segala kegiiataan. Saat bekerja, beribadah, dan kegiatan lainnya. Kita harus sabar menghadapi kondisi yang ada, serta mematuhi arahan yang ada. Kita tidak hanya bertannggung jawab terhadap diri sediri, tetapi bagi seluruh anggota keluarga, serta masyarakat di sekitar kita.

Dalam semua kesempatan, terkait ancaman atau cobaan wabah  virus corona, tanpa alasan apapun, kita harusnya mematuhi instruksi atau arahan; memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan setiap kesempatan.  Jangan egois, karena ini menyangkut orang banyak. Agar  dapat berjalan sesuai aturan, semua harus mematuhi. Pemimpin, pejabat, tokoh masyarakat, tokoh agama, selayaknya memberi contoh baik. Bukannya justru memprovokasi masyarakat agar menentang aturan yang ada. Kesabaran dan kepatuhan kita sedang diuji.***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru