Thursday, May 01, 2025
Home > Berita > Jelang Hari Lahir Pancasila, Bayi Elang Jawa Menetas

Jelang Hari Lahir Pancasila, Bayi Elang Jawa Menetas

Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Bayi Elang Jawa di Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC) ditemukan telah menetas, pada Jum’at, (28/5/2021).

Elang Jawa yang memiliki nama latin Nisaetus Bartelsi ini, ditemukan oleh tim pemantau Balai TNGC Kuningan, Anggota LSM Masyarakat Peduli Api (MPA) Raya dan Mahasiswa S2 IPB, Steven. “Saat ditemukan bayi Elang Jawa sedang bersama induknya di sarang sekira pukul 16.20 WIB, diperkirakan telah berumur sepekan,”terang Kuswandono Kepala BTNGC, Rabu (2/6/2021).

Kuswandono menerangkan anakan burung penguasa TNGC ini merupakan keturunan
sepasang Elang Jawa yang sebelumnya terpantau tidak jauh dari sarang pada hasil
monitoring bulan September 2020.

“Elang Jawa ini merupakan salah satu, predator nomor satu di kawasan TNGC, dan menjadi salah satu pertimbangan penunjukkan kawasan hutan Gunung Ciremai menjadi taman nasional pada tahun 2004,”jelas Kuswandono

Dikatakan Kuswandono, sejak tahun 2011
hingga saat ini, BTNGC telah rutin melakukan monitoring pada lokasi yang terindikasi
menjadi habitat satwa langka tersebut. “Hingga saat ini sudah ada 10 lokasi monitoring elang Jawa,diantaranya enam lokasi berada di Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Kuningan dan empat lokasi berada di SPTN Wilayah II Majalengka,”jelasnya.

Kuswandono menyatakan dengan suksesnya Elang Jawa melakukan perkembangbiakan, hal itu menunjukkan kualitas ekosistem Taman Nasional Gunung Ciremai dalam keadaan yang baik.

“Pas sekali mendekati tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila, yang mana lambang burung garuda tak lain adalah elang Jawa,”ucapnya.

Sejak ditemukannya bayi Elang Jawa ya g kini belum diberikan nama, anggota tim monitoring Elang Jawa BTNGC, Hendra Purnama menyebutkan selama dua hari perilaku predator itu, terlihat anak dengan bulu putih sesekali berdiri. “Induknya saat itu tengah mengawasi sarang pada radius 30 meter, kemudian induk dan anak bersama di sarang dengan posisi waspada dan sesekali induk keluar sarang,”terang Hendra.

Hendra menambahkan individu elang Jawa saat ini di SPTN Wilayah II Majalengka paling sedikit ada 12 individu.

Sementara itu, Direktur Jenderal
KSDAE , Wiratno menyambut baik menetasnya Elang Jawa . Berdasarkan Keputusan
Presiden RI Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional , Elang Jawa ditetapkan sebagai simbol satwa nasional. “Karena pertimbangan
kelangkaan dan kemiripannya dengan lambang resmi Negara Republik Indonesia, yaitu Burung Garuda. Saat ini, Elang Jawa masih berstatus Endangered pada Red-list IUCN akan tetapi upaya-upaya konservasi yang telah dilakukan telah memperlihatkan hasil peningkatan populasi yang signifikan,”jelasnya.

Berdasarkan hasil survey tahun 2020, populasi Elang Jawa terdata sebanyak 515 pasang yang menempati 69 habitat patch seluas 10.887 Km2.
“Bertambahnya individu Elang Jawa di dalam kawasan konservasi merupakan bukti nyata
keberhasilan kolaborasi konservasi antara masyarakat, melalui rutinnya monitoring yang dilakukan, dan upaya menjaga kawasan hutan yang merupakan habitatnya,”jelasnya.

Pihaknya berharap peristiwa tersebut
dapat terus mendukung peningkatan populasi satwa-satwa lainnya di TNGC. (Dien)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru