MIMBAR-RAKYAT.com (Banda Aceh) – Tren Akik Makin Menggila — Fenomena penggemar batu akik semakin mewabah. Even-even semacam pameran atau lomba baghkan sering diadakan, termasuk pemerintah daerah yang memiliki sumber tambang batu akik.
Atjeh Batee Festival (Festival Batu Aceh) 2015 yang digelar di Hotel Hermes Palace Banda Aceh sudah berlangsung pecan lalu dibanjiri penggemar. Salah satu batu yang sudah laku dengan harga selangit yaitu batu permata jenis Yellow Safir. Batu ini dijual seharga Rp 675 juta. Wow!
Di Kabupaten Lebak, ternyata menyimpan keindahan batu alam bernama Kalimaya. Batu akik hasil ‘fermentasi’ alam ini bahkan harganya mencapai 2.500 dollar/karat dan masuk dalam jajaran 10 batu mulia termahal di dunia.
Karena nilai-nya yang ekonomislah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten akan menggarapnya dengan serius dan memberdayakan para perajin maupun penambang batu mulia tersebut melalui Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM).
“Pasar Kalimaya akan kami bidik serius untuk dibina agar bisa dikelola melalui wadah koperasi. Batu akik ini kan sedang trend, sehingga kami akan fasilitasi pembentukan koperasinya, agar pemasarannya dikelola dengan baik,” kata Kepala Dinas KUMKM Banten, Nurhana di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Serang, Selasa (02/03/2015).
Di Purbalingga yang juga menyimpan potensi batu akik dari Kali Klawing, Pemdanya bahkan mendorong PNS untuk memakai cincin batu akik.
Pada Festival di Aceh, awal Februari ini batu Yellow Safir milik Akmal ini diikat dengan ikatan emas 8,5 persen seberat 24 gram, berlian 128 pcs. Sementara ukuran batu yaitu 10,77 karat. Batu koleksi Akmal sejak 2004 ini dibeli oleh Datok Hafif, seorang pengusaha emas dan perhotelan asal Sumatera Barat. Saat ini, batu tersebut sudah berada di tangan Datok Hafif.
Akmal mengatakan, Yellow Safir yang sudah laku dijual berasal dari Negara Tanzania dan sudah memiliki sertifikat keaslian yang dikeluarkan Singapura.
“Sebelum Datok Hafif membeli, sempat terjadi tawar menawar harga tapi saya tetap pertahankan dengan harga Rp 675 juta,” kata Akmal kepada wartawan, Kamis (5/2/2015).
Selain Yellow Safir yang sudah laku dijual, Akmal masih mempunyai koleksi sejumlah batu lain dengan harga selangit. Di antaranya yaitu Yellow Safir yang diikat dengan gagang terbuat dari emas putih 20 gram, berlian 70 pcs dan dibandrol seharga Rp 425 juta.
“Selama membuka stand di sini sejak dua hari lalu, lebih kurang sekitar Rp 1 miliar yang sudah laku,” jelasnya.
Akmal yang sudah mengoleksi batu sejak Sekolah Dasar hingga sekarang ini juga memiliki batu giok asli Aceh seperti jenis solar super dan idocrase.
“Saya juga punya koleksi Blue Safir yang harganya Rp 1,5 miliar. Tapi Blue Safir ini tidak saya pamer kalau ada yang mau beli boleh ketemu saya empat mata,” ungkapnya.
Pemberdayaan
Karena nilai-nya yang ekonomislah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten akan menggarapnya dengan serius dan memberdayakan para perajin maupun penambang batu mulia tersebut melalui Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (KUMKM). Bamten terkenal dengan batu Kalimaya nya. Batu kalimaya tergolong 10 jenis batu akik termahal di dunia.
“Pasar Kalimaya akan kami bidik serius untuk dibina agar bisa dikelola melalui wadah koperasi. Batu akik ini kan sedang trend, sehingga kami akan fasilitasi pembentukan koperasinya, agar pemasarannya dikelola dengan baik,” kata Kepala Dinas KUMKM Banten, Nurhana di Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), Serang.
Batu akik Kalimaya mendapatkan tempat tersendiri bagi pecinta dan kolektornya. Karena batu akik asal Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak ini memiliki karakteristik berbeda dengan batuan lainnya.
Bahkan, terdapat mitos atau sejarah tersendiri bagaimana batu akik mahal tersebut bisa terbentuk di dalam perut bumi tanah jawara.
“Konon batu ini nama aslinya adalah Kali Maja karena batu ini berada di dalam sungai atau kali yang ada di Maja. Makanya memang batu ini khas dari Banten,” tegasnya. (ais)