Tuesday, April 16, 2024
Home > Berita > Sikapi Kunjungan Wapres AS, Tentara Korut Siaga Maksimal

Sikapi Kunjungan Wapres AS, Tentara Korut Siaga Maksimal

Tentara Korut dalam parade militer. (Foto: Al Jazeera)

Tentara Korut dalam parade militer. (Foto: Al Jazeera)

Mimbar-Rakyat.com (Pyongyang) – Korea Utara telah memerintahkan tentaranya untuk “siaga maksimal”, setelah Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence mengunjungi perbatasan yang dijaga ketat militer kedua Korea Senin (17/4).

Sin Hong-chol, wakil menteri luar negeri Korea Utara, mengatakan kepada Al Jazeera dalam sebuah wawancara eksklusif, Senin,  bahwa Presiden AS Donald Trump “harus melihat dunia dengan mata terbuka”.

“Jika kita melihat tanda-tanda serangan terhadap kedaulatan kami, tentara kami siap meluncurkan serangan militer tanpa ampun terhadap agresor AS, di mana pun mereka nerada, dengan senjata jarak jauh ke pangkalan militer Amerika di semenanjung Korea, juga di Jepang dan di tempat lain.”

Sin juga mengatakan, perundingan enam negara yang bertujuan membuat semenanjung Korea bebas dari senjata nuklir adalah (tindakan) “mencekik saat baru lahir”.

“Senjata nuklir yang kami miliki bukan ilusi. Dan itu bukan komoditas yang dapat diperdagangkan untuk dolar Amerika – juga bukan untuk dijual, sehingga tidak dapat diletakkan pada meja perundingan dengan tujuan untuk penghapusan,” katanya .

Ketegangan antara Pyongyang dan Washington meningkat dalam beberapa pekan terakhir, merupakan respon uji coba rudal Korea Utara. Dan pada Senin (17/4) Wakil Presiden AS Mike Pence  mengunjungi perbatasan yang membagi kedua Korea – mengisyaratkan opsi militer terhadap Korea Utara.

“Semua opsi ada di atas meja karena kami terus bahu membahu dengan orang-orang dari Korea Selatan,” katanya di desa Panmunjom, di dalam Zona Demiliterisasi (DMZ). Mike Pence memperingatkan Korea Utara.

Minggu lalu Pyongyang melakukan uji coba rudal terbaru, yang menurut AS dan Korea Selatan rudal itu jatuh dan gagal hanya beberapa detik setelah peluncuran. AS di bawah PresidenTrump menyatakan tidak akan membiarkan Korea Utara mengembangkan rudal balistik antarbenua yang mampu mencapai Amerika Serikat bagian barat.

Pyongyang menegaskan, perlu persenjataan yang kuat – termasuk senjata atom – untuk melindungi diri dari apa yang dikatakan adalah ancaman yang selalu ada invasi oleh pasukan AS.

Berbicara kepada Al Jazeera yang mewawancarainya dari Seoul, spesialis Korea dan penulis Donald Kirk mencatat retorika antara rival terus meningkat dan “kekerasan konfrontasi” adalah kemungkinan yang nyata.

Ketegangan antara Pyongyang dan Washington diprediksi bisa kembali seperti Perang Korea 1950-1953, yang berakhir dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai. Suasana panas telah meningkat sejak Trump menjabat pada bulan Januari.

USS Carl Vinson, kapal induk, telah dialihkan kembali ke perairan lepas semenanjung Korea dari rencana semula menuju Australia. Satelit AS menunjukkan Utara bisa melakukan uji coba nuklir bawah tanah.***(janet)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru