Monday, June 16, 2025
Home > Berita > Semangat menyala dari Tebet ke Bumi Lambung Mangkurat, Catatan A.R. Loebis 

Semangat menyala dari Tebet ke Bumi Lambung Mangkurat, Catatan A.R. Loebis 

Dari sinilah semangat itu terkumpul dan menyalan bahkan membara dan terbang ke Banjarmasih sehingga sukses acara HPN 2025 di Bumi Lambung Mangkurat itu, pada 9 Februari 2025.

Kalau tidak karena  adanya semangat menyala, sepertinya tidak akan terlaksana event besar itu. Nyala itu adalah kekuatan besar untuk mencapai sesuatu. Nyala itu adalah persatuan kerja tim dan sesuatu yang ingin dituju adalah HPN 2025 Kalimantan Selatan.

Pertemuan di lantai 3 gedung rumah toko di Tebet senantiasa kondusif, serius tapi santai, diselingi guyon dan kelakar.

Dari lantai 3 ruko Suara Merdeka itu, pertemuan demi pertemuan menimbulkan nyala besar. Nyala itu sebenarnya sudah tersulut di kantor VOI di Tanah Abang 3, berlanjut seolah membara di Tebet.

Sekitar 20-30 orang selalu bertemu di situ dari siang hingga petang. Terkadang mulai pagi dan terkadang hingga malam hari. Semua membahas progres tugas masing-masing, diawali dengan bahasan keseluruhan secara umum.

Semua yang hadir tiga kali seminggu di ruang bermeja panjang itu rasanya seolah karyawan satu kantor, Seia sekata dan saling dukung dalam menyongsong satu maksud, yaitu pesta besar, perhelatan sekali dalam setahun yang amat didambakan rekan-rekan seprofesi se-Indonesia.

Dari lantai 3 itu lahir ide-ide besar dan kreatif, pemikiran lugas dan taktis, dalam usaha mengejawentahkan semua rencana dan program di Bumi Lambung Mangkurat, minggu awal Februari 2025.

Lokasi strategis

Tempat berkumpul itu amat strategis. Hanya sekitar dua tiga menit jalan kaki dari terminal Trans-Jakarta, Jetlinko dan mikrolet.

Pedagang berbagai makanan memenuhi pelataran depan, dari makan berat hingga jajanan kecil, tentu ada teh, kopi dan beragam pelepas dahaga lain. Tepat di sebelah kiri gedung, tersedia soto Kudus ayam kampung Sederhana, wuih..amat nikmat.

Eh, sebelum lupa, dari gedung tempat berkumpul itu, tak lebih dari dua menit jalan kaki dari pintu depan kantor, ada terminal KRL Tebet. Sehingga di wilayah mana pun tempat tinggal rekan-rekan, untuk tiba di kantor itu serasa relatif dekat dari mana pun.

Bukan pekerjaan biasa

Dalam berbagai kesempatan rapat, sang pemimpin, Raja Parlindungan Pane, selalu mengingatkan bahwa persiapan menghadapi even di Banjarmasin dan Banjarbaru, Kalimantan Selatan, bukan merupakan persiapan biasa, bukan merupakan pekerjaan biasa.

“Ini kerja extraordinary, persiapan extraordinary. Semua kita harus faham itu. Kita kerja bakti, persiapan kita hanya sekitar dua bulan,” kata Raja.

“Eh kamu jangan bicara di sana…Lihat muka saya… Jawab pertanyaan saya.. Sudah sampai dimana pekerjaanmu,” itu selalu diungkapkan Raja.

“Kamu luar biasa. Kalau kamu tidak ada entah bagaimana pekerjaan kita ini..,” itu pun selalu diungkapkan Raja, sembari menyebut nama-nama peserta rapat.

Setiap rapat Raja selalu tegas, bicara lugas dan tangkas. Ia pun terkadang menghardik tapi tak lama kemudian menyanjung teman-teman.  Terkadang Raja berdiri sembari melontarkan apa yang ingin ditanya atau diberitahukan kepada peserta rapat. Semua serius tapi tak ada yang cemberut atau sakit hati.

                             Raja Parlindungan Pane dengan gaya khas ketika memimpin rapat di lantai 3 Gedung SM Tebet.  (arl)

 

Di sela seriusnya rapat, jangan khawatir, selalu ada hiburan, karena tepat di seberang jalan di depan kantor, ada musik hidup (life music) melantunkan lagu irama dangdut. Suara musik dan nyanyian sendu selalu terdengar mengalir ke dalam ruangan, melewati celah jendela dan mampir di telinga.

“Seperti di luar negeri ya. Ada tempat khusus bagi pengamen itu. Mereka memberi contoh baik, pagi jam delapan sudah mulai tarik suara dan merapikan peralatan mereka jelang Magrib,” kata teman, yang ternyata mengamati grup pengamen itu.

Meja memanjang di hadapan peserta rapat, jarang kosong, alias ada saja makanan berat dan ringan. Peserta rapat selalu dengan ikhlas membawa, tentu saja juga dibeli dengan dana kas organisasi.

Di meja panjang lantai 3 gedung SM ini lah nyala semangat itu ditajamkan hari demi hari hingga membara dan siap maju ke Bumi Lambung Mangkurat. (arl)

Pernah datang bungkusan panjang, sepertinya lebih semeter, ternyata pizza hut, hadiah dari seorang peserta rapat. Meja disesaki penganan.

“Maaf saya makannya nanti habis Magrib,” kata Ketum Hendry Ch Bangun, yang setiap Senin Kamis puasa sunah. “Nanti bungkus aja untuk saya,” katanya berkelakar dan tak lama kemudian mengembangkan sajadah di balik tiang, tempat teman-teman menunaikan kewajibannya.

“Ayo-ayo..eh itu kok jadi ngomong-ngomong di sana, kok rapat sendiri,” hardik Raja kepada kelompok yang ada di meja sebelah, “Ini perlu, ayo merapat ke sini.” Nah, kalau ada sesuatu yang tak terpecahkan, Raja pun berujar, “Kita minta Ketum memutuskan ini.”

Nyala semangat itu terus berliak-liuk dari waktu ke waktu, sampai akhirnya melayang ke Bumi Lambung Mangkurat, tepatnya ke Ruang Kahayan di Hotel Aria Barito. Di ruang itu dan di ruang sebelah, pertemuan demi pertemuan berlangsung.

Di sinilah nyala semangata dari Tebet itu berkumpul kembali untuk menuntaskan acara puncak 9 Februari 2025. (arl)

Begitu banyak program yang dibahas, begitu banyak kegiatan yang diejawentahkan, semua berjalan dengan rapi dan sukses sesuai dengan yang diinginkan,

Hari puncak HPN 2025 Kalsel pada 9 Februari berlangsung mulus dan meriah, ditandai dengan hadirnya beberapa pejabat tinggi dari daerah dan pusat, serta pengurus dan anggota PWI dari 30 provinsi.

Menteri Kebudayaan Fadli Zon membuka resmi HPN ke-79 itu dan semua panitia yang selama ini menyiapkannya dengan semangat menyala, dalam tempo hanya sekitar dua bulan, menarik nafas lega dan semoga semangat itu tetap menyala dalam dada, (arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru