Saturday, April 20, 2024
Home > Cerita > Renungan Rohani: Mendapatkan Keberkahan Hidup

Renungan Rohani: Mendapatkan Keberkahan Hidup

Mesjid Nabawi Madinah, (ist)

MIMBAR-RAKYAT.Com (Rohani) – Kita selalu berdoa agar mendapatkan keberkahan hidup, baik umur, keluarga, usaha, maupun harta benda. Tetapi pernahkah kita bertanya, apa sebenarnya yang dimaksud keberkahan itu? Bagaimana cara memperolehnya?

Berkah berasal dari kata Al-barakah yang artinya pemahaman yang sangat luas dan agung. Menurut ilmu bahasa, Al-barakah berarti berkembang, bertambah, dan kebahagiaan. Sedangkan makna luasnya, kebaikan yang banyak dan abadi.

Allah SWT berfirman, ”Negerimu (Saba) adalah negeri yang baik dan (Rabbmu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun.” (QS Saba: 15)

Ayat di atas berbicara tentang negeri Saba sebelum mengalami kehancuran lantaran kekufuran mereka kepada Allah. Dalam Alquran, Allah menjelaskan kisah bangsa Saba, suatu negeri yang tatkala penduduknya beriman dan beramal saleh, maka mereka dinaungi keberkahan. Sampai-sampai ulama ahli tafsir mengisahkan, kaum wanita Saba tak perlu bersusah payah memanen buah-buahan di kebun mereka.

Cukup menaruh keranjang di atas kepala lalu melintas di kebun, maka buah-buahan yang telah masak akan berjatuhan memenuhi keranjang tanpa harus memetik.

Sebagian ulama juga menyebutkan, dulu di negeri Saba tidak ada lalat, nyamuk, kutu, maupun serangga lain. Kondisi demikian itu lantaran udaranya yang bagus dan cuaca bersih berkat rahmat Allah SWT.

Kisah keberkahan yang menakjubkan pada zaman nabi, juga banyak diketahui umat Islam. Di antaranya biji-bijian dulu, baik gandum maupun lainnya lebih besar dibanding sekarang karena keberkahan Allah.

Bila demikian, tentu kita mendambakan keberkahan hidup seperti dalam pekerjaan dan lain-lain. Bagaimana caranya?

Ada dua syarat yang mesti dipenuhi. Pertama dan terpenting agar rezki kita diberkahi Allah dengan mewujudkan keimanan kepada Allah.

Allah berfirman, ”Andaikata penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’raaf: 96)

Ayat ini menjadi penjelasan bagi orang yang kufur kepada Allah, tidak akan pernah merasakan keberkahan dalam hidup.

Perwujudan iman kepada Allah yang berkaitan dengan penghasilan adalah senantiasa yakin dan menyadari bahwa rezeki apapun yang kita peroleh merupakan karunia dan kemurahan Allah, bukan semata-mata jerih payah atau kepandaian kita.

Karena Allah telah menentukan kadar rezeki bagi setiap manusia sejak dia masih berada dalam kandungan ibunya. Kedua, amal saleh. Perwujudannya menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya sesuai degan syariat yang diajarkan Rasulullah.

Inilah hakikat ketakwaan yang menjadi syarat datangnya keberkahan, sebagaimana ditegaskan ayat di atas.

Sebaliknya, bila seseorang enggan beramal saleh atau bahkan malah berbuat kemaksiatan, maka yang dia petik juga kebalikannya.

Tiada kenikmatan apapun wujudnya yang dirasakan manusia, melainkan datang dari Allah. Atas dasar itu, Allah mewajibkan manusia untuk senantiasa bersyukur kepada-Nya.

Dengan cara senantiasa mengingat bahwasanya kenikmatan tersebut datang dari Allah dengan mengucakan Alhamdulillah.

Manfaat bersyukur tidak dirasakan orang lain, kecuali oleh pelakunya sendiri. Dengan itu, dia akan mendapatkan kesempurnaan dari nikmat yang telah dia dapatkan, dan nikmat tersebut akan kekal dan terus bertambah.

Bersyukur juga berfungsi untuk mengikat kenikmatan yang telah didapat serta menggapai kenikmatan yang belum dicapai. Berzakat dan sedekah juga merupakan salah satu amalan yang menjadi penyebab turunnya keberkahan. Allah berfirman, ”Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.” (QS Al-Baqarah: 276).

Sedangkan Rasulullah bersabda: ”Tiada pagi hari melainkan ada dua malaikat yang turun, kemudian salah satunya berkata (berdoa): ”Ya Allah, berilah pengganti bagi orang yang berinfak”, sedangkan yang lain berdoa: ”Ya Allah, limpahkanlah kepada orang-orang yang kikir (tidak berinfak) kehancuran.”

Sifat menerima dan lapang dada atas pembagian dari Allah, merupakan kekayaan yang tiada bandingannya.

Dengan jiwa yang dipenuhi dengan penerimaan dan keridaan dengan segala rezki yang Allah turunkan, maka keberkahan terus datang padanya. Makanya jangan sekali-kali meremehkan rezki dari Allah. (H.Johan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru