Friday, March 29, 2024
Home > Berita > Pemilihan Presiden FIFA, Gianni Infantino Gantikan Sepp Blatter

Pemilihan Presiden FIFA, Gianni Infantino Gantikan Sepp Blatter

Presiden FIFA Gianni Infantino.(cbc.ca)

MIMBAR-RAKYAT.com (Swiss) – Gianni Infantino terpilih sebagai ketua FIFA menggantikan Sepp Blatter asal Swiss, setelah Sekjen UEFA itu mendapat 115 suara, 27 suara lebih banyak disbanding pesaingnya Sheik Salman bin Ebrahin al-Khafila. 

Pangeran Ali bin al-Hussein (empat suara) dan Jerome Champagne (0) berada di urutan ketiga dan keempat  dari empat kandidat yang dicalonkan.

Blatter, yang duduk di kursi pertama FIFA sejak 1998, mundur tahun lalu dari kegiatan sepak bola karena dianggap melanggar etika yang digariskan badan sepak bola dunia itu.

Infantino adalah pengacara berusia 45 tahun dari Brig di kawasan Valais,  Swiss, kurang dari enam mil dari kampong halapangan Blatter di Visp.

Infantino sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal UEFA sejak 2009 dan berkewarganeegaraan tiga negara, Swiss, Yunani dan Italia. Ia disebut punya peran membuat Piala Eropa diikuti 24 peserta dari sebelumnya hanya 16.

Ia maju dalam percaturan pemilihan presiden FIFA setelah Michel Platini, bos badan sepak bola Eropa UEFA mengundurkan diri dari pencalonan dirinya.

“Saya akan bekerja keras tanpa lelah untuk membawa sepak bola kembali ke FIFA dan FIFA ke sepak bola,” kata Infantio, seperti diberitakan bbc.com, Sabtu, “Inilah yang kita inginkan bersama.”

Ia menambahkan, “Saya merasa amat terkesan bahkan seperti belum menyadari apa yang terjadi hari ini.  Ini pengalaman baru saya dan saya akan mengharungi perjalanan panjang mendebarkan dan mungkin butuh waktu untuk menyimak apa yang terjadi.”

Pemilihan ketua FIFA itu sebenarnya akan diikuti lima calon, tapi tokoh dari Afrika Selatan, Tokyo Sexwale, mengundurkan diri sebelum pemilihan di Zurich.

Para pemungutan suara putaran pertama, gagal menentukan pemenangnya, kendati Infantino sudah mendapat 88 suara, tiga angka lebih banyak dari tokoh favorit sebelum pemilihan, Sheikh Salman.

Dibutuhkan lebih dari 50 persen untuk menentukan kemenangan, berarti harus mendapat suara minimal 104 dari 207 suara, pada putaran kedua.

Baru pada 1974, ketika Joao Havelange dari Brazil yang mengalahkan presiden inkumben 13 tahun Stanley Rous dari Inggris, dibutuhkan pemilihan putaran kedua untuk menentukan pemenangnya.  (arl)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru