Friday, April 19, 2024
Home > Berita > Korban Tewas Akibat Banjir dan Tanah Longsor di Sulsel Mencapai 59 Orang

Korban Tewas Akibat Banjir dan Tanah Longsor di Sulsel Mencapai 59 Orang

Sebagian kota Makassar terendam banjir (Foto: Antara/Reuters/Al Jazeera)

Sebagian kota Makassar terendam banjir (Foto: Antara/Reuters/Al Jazeera)

Mimbar-Rakyat.com (Makassar) –Jumlah korban tewas akibat banjir dan tanah longsor di provinsi Sulawesi Selatan  melonjak menjadi setidaknya 59 orang. Pihak berwenang menyatakan, penyelamat masih berupaya menemukan belasan lainnya masih yang hilang.

Banjir dan longsor di Sulawesi Selatan (Sulsel) tersebut mendapat pemberitaan luas di media asing.   Termasuk Al Jazeera yang melaporkan,  hujan lebat di Sulawesi Selatan memicu banjir dan tanah longsor yang menewaskan puluhan orang dan memaksa ribuan orang mengungsi.

Menurut Al Jazeera, sekitar 3.400 orang diungsikan dari rumah mereka saat hujan deras dan angin kencang menghantam bagian selatan pulau Sulawesi pada Rabu dan Kamis (24/1), membuat sungai  meluap dan membanjiri puluhan komunitas di sembilan kabupaten.

“Saya belum pernah melihat sesuatu yang seburuk ini – ini adalah yang terburuk,” kata Syamsibar, kepala badan mitigasi bencana Sulawesi Selatan, kepada kantor berita AFP, Jumat (25/1), seraya menambahkan bahwa 25 orang masih hilang.

Kabupaten Gowa menderita korban terbesar, dengan 44 orang ditemukan tewas, kata Syamsibar.
Satu jalan raya utama diblokir, mendorong pihak berwenang untuk mengirimkan bantuan melalui helikopter. Sebagian dari ibukota provinsi, Makassar, juga mengalami banjir.

Foto udara menunjukkan air coklat berlumpur menutupi petak-petak tanah dan, di beberapa daerah, air deras menggenangi rumah dan puing-puing. Mereka yang dievakuasi diberi perlindungan di sekolah, masjid dan tenda. Setidaknya 46 dirawat di rumah sakit lokal dan klinik kesehatan.

Warga mengarungi jalan-jalan yang dipenuhi air setinggi pinggang, beberapa membawa barang-barang mereka di kepala, ketika menuju ke tempat perlindungan sementara dan dapur umum yang didirikan oleh badan mitigasi bencana.

“Kami meminta masyarakat untuk selalu waspada terhadap kemungkinan banjir dan tanah longsor,” kata Sutopo Purwo Nugroho, humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Banjir juga merusak rumah, gedung pemerintah, sekolah, dan jembatan. Tanah longsor dan banjir sering terjadi di Indonesia yang rawan bencana, terutama selama musim hujan antara Oktober dan April. Pada Oktober, banjir bandang dan tanah longsor menewaskan sedikitnya 22 orang di beberapa kabupaten di pulau Sumatra.***(dta)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru