Friday, April 19, 2024
Home > Berita > Dubes Sidehabi Buka Puasa Bersama TKI Bermasalah di Qatar

Dubes Sidehabi Buka Puasa Bersama TKI Bermasalah di Qatar

Dubes RI di Doha Basri Sidehabi. (mimbar-rakyat.com)

MIMBAR-RAKYAT.com (Doha) – Duta Besar RI untuk Doha, Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi, memanfaatkan momen bulan suci Ramadan untuk merayakan buka puasa pertama dengan pada tenaga kerja Indonesia (TKI) bermasalah yang berada di penampungan KBRI Doha,  7 Juni 2016.

Acara buka puasa itu merupakan awal dari rangkaian acara buka puasa KBRI sebelum dilanjutkan dengan berbagai komunitas diaspora Indonesia yang berjumlah 50 ormas dan warga asing lainnya.

Acara tersebut bertujuan untuk menghibur para TKI yang umumnya didominasi oleh Tenaga Kerja Wanita (TKW), sambil menunggu dipulangkan dan  sekaligus wujud dari bentuk perhatian pemerintah terhadap TKW di luar negeri.

Dubes Sidehabi buka puasa bersama TKI di Qatar. (bd)
Dubes Sidehabi buka puasa bersama TKI di Qatar. (bd)

Dubes Sidehabi mengharapkan agar para TKI merasakan keberadaan pemerintah dan sekaligus agar TKW turut merasakan suasana Ramadhan meski jauh dari tanah air.

Tampak para TKW begitu antusias hilir mudik, bergotong royong, bahu membahu membantu ibu-ibu Dharma Wanita Persatuan (DWP)  KBRI Doha mempersiapkan hajatan bersama dengan berbagai kuliner Nusantara di dapur penampungan.

Selain itu para TKW  juga  mempersiapkan diri, tak lupa bersolek, dan aktif melakukan ibadah seperti mendengarkan ceramah dan  salat tarawih.

Acara buka puasa dihadiri juga oleh  Ketua DWP, Andi Una Sidehabi, dan keluarga besar KBRI Doha berjumlah sekitar 150 orang, 27 di antaranya TKW bermasalah.

Dalam sambutannya, Dubes Sidehabi menyampaikan rasa empatinya terhadap penderitaan yang dialami oleh TKW, pahlawan devisa yang mempertaruhkan nyawa guna menghidupi keluarganya di tanah air.

Dijelaskan bahwa acara itu merupakan salah satu wujud solidaritas dengan TKI  di penampungan agar merasakan rasa persaudaraan, bersama dalam suka dan duka.

“Kita harus berbagi dengan saudara kita (TKW bermasalah) yang nasibnya kurang beruntung dan

semoga mereka bisa merasakan kasih sayang sebagai saudara seperantauan yang jauh dari tanah air” papar mantan anggota DPR tersebut.

Dalam ceramah yang disampaikan Ustad Aris Munandar Lc, MA, diuraikan makna dan hikmah berpuasa guna memperbaiki dan mensucikan diri dari dosa dan kesalahan di masa lampau agar menjadi manusia yang lebih baik di masa mendatang.

Diutarakan pula mengenai keistimewaan Bulan Ramadan bagi Umat Islam karena pada bulan tersebut diturunkan Kitab Suci Al’ Qur’an yang menjadi pedoman dan tuntunan hidup umat Islam.

Salah orang TKW bernama Tati yang telah bekerja 7,5 tahun di Qatar, merasakan suasana kekeluargaan selama di penampungan.

“Seperti Ramadan di tanah air, makanannya enak-enak,” ungkap Ibu tiga anak asal Sumedang ketika ditanyakan perasaannya mengenai acara buka puasa di penampungan sambil menunggu pemulangan.

Diungkapkan pula alasannya kabur ke penampungan karena gajinya tidak dibayar selama tiga tahun terakhir. Hal yang sama juga disampaikan seorang TKW, Nopi, ketika ditanya bagaimana suasana hatinya. “Seperti keluarga sendiri, ramai dan heboh,” ujar  TKW asal Kabupaten Indramayu yang telah empat bulan di penampungan.

Duta Besar Basri Sidehabi juga menjelaskan bahwa jumlah TKI di Qatar sekitar 40 ribu orang, 10 ribu adalah tenaga kerja trampil dan sisanya 30 ribu tenaga kerja infomal.

“Hanya 0,4% dari total jumlah buruh migran Indonesia yang mengalami masalah di Qatar”, ujarnya. Diutarakan pula mengenai kebijakan moratorium pengiriman tenaga kerja informal ke kawasan Timur Tengah yang diberlakukan sejak Mei 2015, agar para TKI Informal tidak lagi bekerja ke Timur Tengah khususnya Qatar.

Mantan Irjen TNI tersebut menyampaikan mengenai makna dan hikmah berpuasa guna memperbaiki dan mensucikan diri dari dosa dan kesalahan di masa lampau agar guna menjadi manusia yang lebih baik di masa mendatang.

Menurut Counsellor KBRI Doha, Boy Dharmawan, acara buka puasa bersama TKI di penampungan dan staf KBRI ini akan dijadikan tradisi agar para TKW merasakan sebagai saudara di rantau yang menjadi bagian dari keluarga besar KBRI.

“Ini merupakan wujud dari perlindungan dan keberpihakan pemerintah serta sekaligus menghargai perjuangan TKI dalam mencari nafkah di luar negeri,” katanya.  (BD/KB)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru