mimbar-rakyat.com (Jeddah) – Dua buronan teroris yang tewas dalam tembak-menembak di Dammam minggu ini telah merencanakan serangan dengan bom mobil, kata kepala keamanan negara Saudi pada hari Minggu.
Ahmed Abdullah Saeed Suwaid dan Abdullah Hussein Saeed Al-Nimr, keduanya berasal dari Saudi, ditembak mati setelah mereka menembaki pasukan keamanan yang mengepungnya di lingkungan perumahan kelas atas kota Al-Anoud. Demikian dilaporkan Arab News.
Pasukan keamanan telah menutup daerah di timur laut kota selama tiga hari sebelum baku tembak pada 25 Desember.
Seorang juru bicara untuk Kepresidenan Keamanan Negara mengatakan pada hari Minggu: “Sebagai hasil dari melacak kegiatan teroris, otoritas yang relevan dalam kepresidenan menemukan indikasi bahwa ada rencana untuk melaksanakan operasi teroris yang akan segera terjadi, di mana para teroris menggunakan sebuah kendaraan dilengkapi bahan peledak.
“Kendaraan yang dilacak adalah mobil Ford yang dikendarai teroris di King Saud Street di Dammam pada hari Rabu lalu.
“Ketika para teroris diminta menyerah, mereka mulai menembaki petugas keamanan dan membarikade diri mereka di belakang sebuah gedung. Situasi mendorong pasukan keamanan bertindak dan mengakibatkan terbunuhnya mereka. ”
Operasi keamanan menghasilkan penangkapan teroris ketiga, yang identitasnya masih dirahasiakan menunggu investigasi lanjutan.
Pasukan keamanan menemukan 5 kg pasta di mobil teroris. Hasil tes pendahuluan menunjukkan bahwa itu adalah RDX, bahan peledak yang mirip dengan Semtex yang dikembangkan di Inggris pada 1930-an.
RDX telah digunakan dalam beberapa serangan teroris, termasuk pemboman kereta Mumbai 2006, pemboman Metro Moskow 2010 dan pembunuhan mantan perdana menteri Lebanon Rafiq Hariri di Beirut pada 2005.
Juru bicara mengatakan, pasukan keamanan juga menyita senapan mesin, dua pistol, amunisi hidup dan uang tunai. Presidensi Keamanan Negara akan terus melacak para penjahat yang diduga didukung oleh musuh-musuh asing, yang berupaya merusak keamanan dan stabilitas Arab Saudi, warga negara dan penduduknya, kata jurubicara itu.***sumber Arab News. Google. (Jun)