Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) – Mewarisi tradisi leluhur menjadi pilihan hidup anak – anak muda Desa Cidahu, Kecamatan Pasawahan dan mereka secara sukarela memilih profesi petani sebagai ujung tombak kehidupan mereka.
Para petani muda yang tergabung dalam Kelompok Petani Holtikultura Tunas Mandiri itu telah bertani selama lima tahun.
“Alhamdulillah anak-anak muda di sini sudah sejak lima tahun yang lalu lebih produktif di bidang pertanian khususnya pertanian holtikultura,” ujar Juhari, ketua Kelompok Tani Holtikultura Tunas Mandiri, Minggu (7/2/2021).
Kini ada 25 anak muda yang bergabung bersamanya, dengan kisaran lahan seluas tiga hektar yang tersebar di beberapa tempat di desa Cidahu.
Mereka memanan berbagai jenis tanaman. Sedangkan yang menjadi tanaman unggulan para petani muda ini adalah tomat, kacang panjang, mentimun, cabe rawit dan beberapa jenis sayuran lain yang mulai coba untuk dikembangkan.
Produktivitas para petani muda di tengah negri agraris ini, memicu semangat petani muda lainnya. Salah satunya Akhdiat Biqi Sudrajat, mengapresiasi generasi muda Desa Cidahu yang berani terjun secara langsung di dunia cocok tanam itu.
“Ini sebuah kemajuan, ketika generasi muda khususnya yang ada di desa berani mengambil peran di bidang pertanian. Karena pada prinsipnya pertanian merupakan denyut nadi ekonomi masyarakat pedesaan, apalagi kuningan merupakan kabupaten agraris yang tentu harus menjadi perhatian khusus pemerintah daerah,” terang pria yang akrab disapa Kang Biqi.
Kang Biqi yang juga menjadi Direktur Altruis Home sebuah lembaga pemberdayaan masyarakat mengungkapkan bertani merupakan sebuah langkah cerdas dan berani dari generasi muda dalam mengangkat pertanian di kabupaten kuningan, dan menekan peringkat kemiskinan di Kabupaten Kuningan.

“Ini langkah yang keren sekali, dengan cara seperti ini, saya yakin Kabupaten Kuningan bisa keluar dari kemiskinan tidak sekedar berharap pada anggaran, melainkan kesiapan mental dan keseimbangan antara bodyset, mindset serta soulset dari masyarakat khususnya generasi muda,” tandasnya.
Dalam keseharian Kang Biqi pun, lebih memilih menekuni bidang pertanian, yang diwarisi oleh ayahnya, meskipun ia merupakan Sarjana Ekonomi alumnus Universitas Negeri Gorontalo.
“Jika bukan kita siapa lagi, saya memilih bertani bukan karena kalah bersaing dalam pekerjaan, namun saya lebih memilih untuk mengikuti tradisi budaya leluhur yaitu bertani, dari sini kita juga bisa menekan angka kemiskinan,”tutupnya. (dien / arl)