Abang, Kunanti Kau di Siantar, Cerpen A.R. Loebis
Angin menderu, suaranya hembusnya seolah menusuk telinga, awan berarak-arak beranjak mendung dan tak lama kemudian hujan rintik-rintik turun di kawasan terbuka itu. Tak ada tempat berteduh, padahal sebelumnya saat mentari cerah, tempat itu begitu kering dan gersang. Ratusan orang yang berdiri di tepi lintasan panjang serta di kawasan berbukit-bukit itu tetap
Read More