Tuesday, March 19, 2024
Home > Cerita > Wisata: Air Terjun Widuri, Terkait Legenda Jaka Tarub, Diapit Pegunungan Kapur

Wisata: Air Terjun Widuri, Terkait Legenda Jaka Tarub, Diapit Pegunungan Kapur

Air Terjun Widuri, Jawa Tengah. (ist)

MIMBAR-RAKYAT.Com (Wisata) – Jawa Tengah memiliki banyak air terjun atau curug yang menarik sebagai obyek wisata. Salah satunya Air Terjun Widuri.

Letaknya di Desa Kemaduh Batur, Kecamatan Tawangharjo, Kabupaten Grobogan. Lebih tepatnya, pada KM 10 Jalan Raya Purwodadi-Blora lewat perempatan Ngantru ke arah utara atau searah dengan makam Jaka Tarub.

Karena antara Curug Widuri dengan legenda Jaka Tarub masih
berhubungan.Meski banyak air terjun di Jateng, tapi ini satu-satunya di Kabupaten Grobogan dan sangat eksotis atau cantik.

Untuk mencapai Air Terjun Widuri, dibutuhkan perjalanan ekstra, karena jalannya yang berliku serta ada beberapa jalan yang tidak
mulus.

Air terjun ini memiliki potensi wisata yang besar, karena terletak di sepanjang pegunungan kapur yang diapit sawah dan hutan jati yang masih lebat dengan panorama indah.

Air mengalir bersih dan menyegarkan untuk mandi dan berenang. Banyak pelancong datang untuk mandi, kemudian berfoto ria. Bahkan ada juga pasangan yang sengaja memadu kasih.

Purwodadi, terutama Grobogan mungkin tak banyak diketahui wisatawan. Padahal, kekayaan dan keindahan alam di sini bisa menjadi magnet besar untuk dikunjungi wisatawan.

Sebut saja ada Api Abadi Mrapen, Bleduk Kewu, Sendang Coyo, Sendang Kenyongan, Goa Stalaktit dan Stalakmit, dan Air Terjun Widuri. Lokasi air terjun ini berada di tengah alam yang menantang. Lokasi ini cocok untuk yang berjiwa petualang.

Ketianggian Air Terjun Widuri sekitar 40 meter. Selain sangat jernih, air yang jatuh terasa sejuk. Disekelilingnya terdapat pemandangan yang hijau serta pepohonan yang dijadikan sebagai tempat tinggal hewan liar kera.

Selain lingkungan air terjun ini masih sangat alami serta penduduk lokal yang ramah, makin membuat pengunjung betah mandi dan berenang di curug ini.

Selain diminati pelancong, Air Terjun Widuri kerap dijadikan sebagai tempat perkemahan pramuka dan remaja.

Menuju air terjun ini, bila dari Kota Purwodadi, sekitar 19 km sebelah timur laut. Dari Jalan Raya Puwodadi-Blora KM 15 atau dari perempatan Ngantru (Tawangharjo) bisa ditempuh 15-20 menit naik motor maupun mobil, dilanjutkan jalan kaki melewati persawahan sekitar 15 menit hingga lokasi air terjun.

Air Terjun Widuri terkait dengan legenda Jaka Tarub-Dewi Nawangwulan. Nama Widuri diambil dari kata Widodaren yang berarti bidadari.

Menurut cerita yang dipercaya warga setempat, air terjun ini menjadi tempat mandi 7 bidadari kayangan. Kemudian saat mandi dan membersihkan diri di kolam air terjun ini, salah satu selendang bidadari tersebut dicuri Jaka Tarub yang kemudian menjadi suami dari salah satu bidadari bernama Dewi Nawangwulan.

Kisahnya, suatu hari Jaka Tarub berangkat berburu di kawasan Gunung Keramat. Di gunung itu, terdapat sebuah telaga tempat tujuh bidadari mandi.

Jaka Tarub yang melihat para bidadari mandi itu, diam-diam mengambil selendang salah satu bidadari.

Ketika 7 bidadari selesai mandi, enam dari tujuh bidadari tersebut
kembali ke kayangan. Sisanya yang satu orang bingung mencari
selendangnya, karena tanpa selendang tidak mampu terbang. Jaka Tarub datang menolong dan mengajak bidadari bingung itu ke rumahnya.

Bidadari yang bernama Dewi Nawangwulan itu bersedia ikut pulang ke rumah Jaka Tarub. Keduanya akhirnya menikah dan mendapatkan seorang putri bernama Dewi Nawangsih.

Selama hidup berumahtangga, Nawangwulan selalu memakai kesaktiannya. Sebutir beras bisa dimasaknya menjadi sebakul nasi. Suatu hari Jaka Tarub melanggar larangan Nawangwulan supaya tidak membuka tutup penanak nasi.

Akibatnya, kesaktian Nawangwulan hilang. Sejak itu dia menanak nasi seperti umumnya wanita biasa.

Maka, persediaan beras menjadi cepat habis. Ketika beras tinggal
sedikit, Nawangwulan menemukan selendang pusakanya tersembunyi di dalam lumbung padi paling bawah. Nawangwulan pun marah mengetahui bahwa suaminya yang telah mencuri benda tersebut.

Jaka Tarub memohon agar istrinya tidak kembali ke kayangan. Namun tekad Nawangwulan sudah bulat. Hanya demi bayi Nawangsih, dia mau turun ke bumi hanya untuk menyusui saja.(johan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru