Saturday, July 27, 2024
Home > Berita > Warga Kalsel yang Ikuti Tabliq Akbar di Gowa Diminta Memeriksakan Diri

Warga Kalsel yang Ikuti Tabliq Akbar di Gowa Diminta Memeriksakan Diri

 “Jumlah warga yang terpapar covid-19 di Kalsel angkanya terus meningkat. Di sinilah diperlukan kesadaran untuk

peduli kepada saudara-saudara kita,” ujar Ketua Gugus Tugas, Doni Monardo.

 

Mimbar-rakyat.com (Banjarbaru) –  Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo meminta warga Kalimantan Selatan yang sempat mengikuti tabliq akbar di Gowa, Sulawesi Selatan, untuk melaporkan diri. Kesadaran untuk memeriksakan diri merupakan kunci untuk mencegah penularan covid-19 di Kalsel.

Doni Monardo menyampaikan permintaan tersebut saat mengunjungi Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit di Banjarbaru, hari Minggu (7/6). Bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajir Effendi dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto, Ketua Gugus Tugas diminta Presiden Joko Widodo untuk mensupervisi penanganan covid-19 di Jawa Timur, Kalsel, dan Sulsel.

“Saya mendapat laporan dari Kepala Dinas Kesehatan Kalsel bahwa ada sekitar 2 ribu warga Kalsel yang sempat datang ke acara tabliq akbar di Gowa. Namun sekarang baru sekitar 900 warga yang melapor dan memeriksakan diri,” jelas Doni.

Kesadaran untuk memeriksakan diri sangat penting agar penularan bisa dicegah. Dengan memeriksakan diri, kalau memang positif maka bisa melakukan isolasi mandiri atau menjalani karantina mandiri. Sebaliknya, kalau tidak memeriksakan diri dan ternyata positif, maka ia akan bisa menulari orang yang ada di sekitarnya dan juga membahayakan jiwa orang lain.

“Jumlah warga yang terpapar covid-19 di Kalsel angkanya terus meningkat. Di sinilah diperlukan kesadaran untuk peduli kepada saudara-saudara kita,” ujar Ketua Gugus Tugas.

Doni percaya, masyarakat Kalsel mempunyai kearifan lokal untuk bisa menekan angka penularan covid-19. Kunci keberhasilan di beberapa daerah dalam menekan penularan covid-19 terletak pada kemauan untuk menerapkan disiplin, menjalankan kolaborasi pentahelix berbasis komunitas, memanfaatkan kearifan lokal, dan militansi dari petugas medis untuk melakukan testing kepada warga yang diduga terpapar covid-19.

Doni Monardo mengatakan, Menkes membawa dua alat tes polymerase chain reaction untuk diberikan kepada Pemerintah Provinsi Kalsel. Selain itu dalam kunjungan ini Menkes membawa plasma konvalesen, ventilator, rapid test, dan alat pelindung diri.

Menko PMK Muhajir Effendi mengatakan, pemerintah pusat akan terus mendampingi, melakukan monitoring dan evaluasi untuk membantu Pemerintah Provinsi Kalsel mengendalikan penyebaran covid-19. Semua berupaya untuk secepat mungkin menurunkan kasus penyebaran di Kalsel.

Menkes Terawan menyatakan, pihaknya akan terus melakukan supervisi dan  meningkatkan kemampuan testing covid-19 karena BBTKL-PP di Banjarbaru harus juga memeriksa spesimen yang dikirim dari Kalimantan Tengah.

Gubernur Kalsel Sahbirin Noor berterima kasih atas kunjungan yang dilakukan Menko PMK, Menkes, dan Ketua Gugus Tugas untuk membantu menangani wabah covid-19. Ia menyadari peningkatan jumlah kasus di Kalsel sangat tinggi dan membuat pemerintah daerah sempat kaget melihat cepatnya penularan yang terjadi di masyarakat.

“Belum pernah saya dihadapkan kepada situasi seperti sekarang. Kami memang terkaget, tetapi kami tidak putus asa. Bersama-sama para bupati dan wali kota, serta seluruh komponen masyarakat, kami mencoba mengendalikannya,” kata Shabirin saat pemaparan di Kantor Gubernur.

Semua sumber daya, menurut Shabirin, difokuskan untuk mengendalikan covid-19. Jumlah tempat tidur di rumah sakit yang semula hanya 22 tempat tidur, sekarang sudah ditingkatkan menjadi 600 temoat tidur.

Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, keterlambatan testing dan hasil pemeriksaan laboratorium menyebabkan informasi tentang warga yang terpapar covid-19 terlambat diketahui sehingga langkah pencegahan pun terlambat dilaksanakan. “Peningkatan kasus terkonfirmasi terjadi karena testing lebih masif dilakukan. Tetapi karena keterbatasan laboratorium yang ada di Banjarmasin, informasi yang kami dapatkan pun terlambat diperoleh dan penularan terjadi begitu cepat,” kata Ibnu Sina.

Kepala BBTKL-PP Slamet Mulsiswanto menjelaskan, kemampuan pemeriksaan yang dilakukan laboratorium telah ditingkatkan dari semua hanya 68 spesimen menjadi 400 spesimen setiap harinya. “Kalau harus melakukan pemeriksaan 24 jam, kami siap apabila dibantu jumlah tenaga laboratoriumnya,” katanya.***(rls/edy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru