Thursday, March 28, 2024
Home > Berita > Tangkal Virus Corona, Pagar Nusa Kuningan Lestarikan Terapi Gurah

Tangkal Virus Corona, Pagar Nusa Kuningan Lestarikan Terapi Gurah

Terapi Pengobatan Tradisional Gurah Pagar Nusa oleh Kang Ian

Mimbar-Rakyat.com (Kuningan) Di masa pandemi Covid-19, sebagian warga lebih memilih meningkatkan imunismtas tubuh dengan ramuan herbal, dan pengobatan tradisional. Alasannya pun beragam, beberapa ada yang takut dengan tertular virus corona, sebagian tidak terbiasa dengan obat-obatan kimia.

Salah satunya Dany Andriawan, warga Pasapen II memiliki rasa khawatir untuk berobat secara medis. “Saya tidak pernah mah minum obat, kalau saya merasa sudah tidak enak badan ya paling dipijat ,atau therapy gurah,”terang Dani, setelah diterapi gurah, oleh Kang Ian Mukdiana dari Padepokan Cipta Weuning, Subang.

Kesukaannya kepada terapi pengobatan tradisional diikuti oleh puluhan warga lainnya, saat pengobatan terapi tradisional gurah massal Pagar Nusa, di Pondok Pesantren As-Salam, Desa Jatimulya, Kecamatan Cidahu, Minggu (14/3/2021).

“Dengan terapi gurah ini, Insya Allah bisa membantu mengeluarkan semua lendir yang ada di dalam tubuh, jadi pada saat gurah bukan keluarnya bukan pada saat itu juga. Setelah dua hingga tiga hari,kotoran yang nempel bisa keluar, dan efek keluarnya lendur bersama kotoran yang nempel bisa terjadi selama 14 hari,”jelas Kang Ian yang juga sebagai Majelis Pendekar Pagarnusa.

Menurut Kang Ian, pengobatan tradisional massal, dahulu menjadi budaya turun – menurun di pondok pesantren bagi Qori dan Qori’ah. “Ini dahulu suka di pesantren untuk menggembleng para qori atau qoriah biasanya dengan menggunakan gurah agar lendir yang ada di tenggorokan keluar dan suara bisa bagus,”paparnya.

Ian menambahkan ramuan yang digunakan gurah dahulu berasal dari akar-akaran seperti pegagan ,dsbnya. Yang berfungsi untuk membersihkan paru – paru, tenggorokan, hidung, mata, teling, vagina dll.

Dalam perkembangannya, herbal yang digunakan tidak melulu Akar – akaran. Beberapa terapis menggunakan jenis dedaunan dari tumbuhan berkhasiat lainnya, bahkan ada yang menggunakan bumbu-bumbu dapur seperti cabe dan kunyit.

“Kalau saya menggunakan rempah – rempahan, yang tujuannya juga mengalami perkembangan, dari yang semula untuk membersihkan tenggorokan kini semua organ yang menghasilkan lendir bisa dibersihkan. Tak terkecuali untuk vagina, gurah diklaim bisa mengatasi keputihan atau sekedar mengurangi lendir,”terangnya.

Penelitian yang membuktikan hal itu dilakukan tahun 2005, oleh Prof dr Soepomo Soekardono, SpTHT-KL(K) dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Dalam kesimpulannya disebutkan gurah dengan ekstrak daun srigunggu efektif meredakan gejala rinosinusitis kronis seperti ingus berlebih, bersin dan hidung tersumbat.

“Penelitian pada rhinitis khronis dengan memakai gurah menunjukkan bahwa sesudah digurah transport mukosilia melambat dibanding sebelum digurah dari hari kedua sampai hari kesepuluh,” ujar Prof Soedomo dalam sebuah rilis yang dikutip dari ugm.ac.id, Rabu (5/1/2011).

Saat gurah massal, Pagar Nusa juga melestarikan budaya kearifan lokal lainnya, yakni pencak silat dan aksi debus, yang dilakukan oleh para santri dan santriwati. Seperti memecahkan genting dengan bohlam tanpa pecah, menggunakan pecahan beling yang dioleskan ke kulit tanpa harus terluka. Dan aksi – aksi lainnya yang ditunjukan saat pembukaan gurah massal. (Dien)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru