Menurut Observatorium Suriah, serangan terbaru pemerintah terhadap Ghouta Timur, yang dimulai pada 18 Februari, telah membunuh 1.099 warga sipil dalam 21 hari terakhir. Angka tersebut mencakup 227 anak dan 145 wanita, sementara setidaknya 4.378 lainnya luka-luka.
Mimbar-Rakyat.com (Damaskus) – Sedikitnya 42 orang tewas dalam serangan udara tanpa henti saat pasukan pemerintah Suriah mengepung kota Douma, di Ghouta Timur, Suriah, Senin (12/3). Suriah terus melakukan serangan udara ke daerah pusat anti-pemerintah tersebut.
Al Jazeera melaporkan, aktivis di Douma, salah satu pusat kota utama, mengatakan pada hari Minggu lalu bahwa jet-jet Suriah memang “tidak menghentikan pemboman terhadap kota-kota di seluruh Ghouta”.
Sedang televisi pemerintah Suriah melaporkan bahwa kota Mudeira telah dikuasai pada hari Minggu oleh tentara, yang sekarang dapat terhubung dengan unit-unit di sisi lain Ghouta Timur. Pasukan pemerintah, dikatakanm, sekarang mengepung Douma setelah merebut kota tetangga Mesraba, 10 km timur Damaskus, pada Sabtu lalu, katanya.
PBB memperkirakan, ada 400.000 warga sipil yang terjebak di Ghouta Timur. Menurut aktivis Nour Adam, delapan orang tewas di Jobar, sebuah kota di sebelah timur ibukota Damaskus, dan 16 orang dari keluarga yang sama terbunuh dalam serangan terhadap Douma. Sisanya tewas dalam serangan yang melanda kota-kota Harasta, Zamalka, dan Arbin, kata Adam.
Pada hari Sabtu, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia, sebuah monitor perang yang berbasis di Inggris, mengatakan kepada Al Jazeera, Ghouta Timur telah dibagi menjadi tiga bagian – Douma dan sekitarnya; Harasta di barat; dan sisa kota di selatan.
Menurut Observatorium Suriah, serangan terbaru pemerintah terhadap Ghouta Timur, yang dimulai pada 18 Februari, telah membunuh 1.099 warga sipil dalam 21 hari terakhir. Angka tersebut mencakup 227 anak dan 145 wanita, sementara setidaknya 4.378 lainnya luka-luka.
Pembela Sipil Suriah, sebuah kelompok penyelamatan relawan yang juga dikenal sebagai Helm Putih, mengatakan pada hari Minggu, sebuah serangan pemerintah terhadap Arbin sehari sebelumnya melibatkan “klorin … fosfor”. Itu adalah serangan kimia kedua yang diduga menyerang daerah pinggiran dalam hitungan hari.
Serangan pemerintah Suriah mengikuti pola serangan sebelumnya di kubu oposisi, mengerahkan kekuatan udara besar dan pengepungan yang ketat untuk memaksa pejuang pemberontak menerima kesepakatan “evakuasi”.
Daerah pinggiran Damaskus Ghouta Timur berada di bawah kendali kelompok oposisi bersenjata sejak 2013. Daerah tersebut berada di bawah pengepungan pasukan pemerintah sejak saat itu dalam upaya mengusir pemberontak.***(janet)