Kendati baru pertama kali tampil di kejuaraan ketahanan mobil 24 jam Le Mans, Sean Gelael berhasil naik podium kedua dan kemenangan ini mengandung kaidah multi dimensi dilihat dari beberapa sisi.
Pertama, Sean yang mengibarkan Merah Putih, Minggu, dapat diartikan sebagai kado persembahan Dirgahayu Kemerdekaan RI ke-76, kemudian memberi kado untuk HUT ibunda tercinta Rini Gelael dua hari sebelum berlomba.
Putera semata wayang Ricardo Gelael itu, sekaligus menoreh catatan sejarah sebagai pebalap Indonesia pertama yang naik podium di ajang laga lomba ketahanan (endurance) paling bergengsi di planet ini, sejak laga Le Mans 24 H pertama kali digelar pada 1923.
Sean kelihatan memiliki rasa percaya diri amat tinggi dan mampu mengendalikan emosinya, padahal ia dipercaya tampil sebagai pebalap pertama yang “menerbangkan” mobil JOTA nomor 28 itu, sebelum bergantian dengan Stoffel Vandoorne dan Tom Blomqvist, dalam laga adu cepat sepanjang 363 putaran itu.
Hebatnya lagi, tim yang melakukan gerak awal (start) dari posisi ketujuh, kemudian sempat kena hukuman sehingga terlempar dari urutan 10 besar ini, mampu naik ke urutan atas dengan beda waktu hanya 0,727 detik dari juara pertama, tim WRT.
“Padahal Sean dan teman-temannya sudah ketinggalan sekitar lima detik, sampai akhirnya terpaut hanya 0,727 detik dengan pebalap di depannya,” kata Ricardo mengomentari hasil yang dipateri tim JOTA.
“Ini merupakan kebanggan dan kebahagian luar biasa melihat dia berdiri di podium Le Mans. Balapan yang menjadi mimpi semua pebalap untuk bisa berpatisipasi. Mana kala Sean bisa ikut dan sekaligus meraih podium, bagi pencita motorsport ini merupakan pencapain yang amat dibanggakan,” tambah Ricardo, juara nasional reli mobil 2006 itu.
Sean sudah “kenyang” makan asam-garam balapan – sempat selama lima musim di ajang laga FIA Formula 2- balap ketahanan bukanlah hal baru. Ia pernah mengikuti balapan Asian Le Mans Series pada 2015-2016 dengan kemenangan di Sepang, Malaysia, dan Buriram Thailand.
Ia pun pernah mengikuti beberapa balapan WEC LMP2 dengan Extreme Speed Motorsport pada 2016. Ia ditandemkan dengan Antonio Giovinazzi dan Blomqvist, ketika naik podium pada Shanghai 6 Jam, mengendarai sasis Ligier JS P2. Bersama Tom Blomqvist, Sean membawa tim JOTA Sport juara pada ajang Asian Le Mans Series (ALMS) 2021 seri tiga di Sirkuit Yas Marina, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 19 Februari 2021.
“Saya sungguh tidak menyangka bisa mengakhiri debut 24 Hours of Le Mans dengan kebahagiaan seperti ini. Terima kasih untuk semua yang telah mendukung saya selama ini,” ujar Sean seusai lomba Minggu di Le Mans.

Sementara Ricardo menambahkan, balapan selama 24 jam di Le Mans yang dilakoni tiga pebalap itu secara bergantian, merupakan balap luar biasa, baik dari sisi kekuatan fisik, ketahanan kendaraan dan ketrampilan mengemudi.
“Balapan Le Mans ini tidak gampang. Ini balapan kelas tinggi, apalagi diikuti sekitar 15 mantan pebalap Formula Satu. Ini ajang bergengsi bagi mereka untuk adu ketrampilan,” kata Ricardo.
Balapan itu mendebarkan, karena kendaraan dapat melaju maksimal di jalur lurus mencapai lebih dari 300 km / jam. Top speed di babak kualifikasi LMP2 dicetak Alex Brundle (Inter Europol Competition) dengan 323,9 km / jam, sementara Tom untuk JOTA #28 hanya membuat 316,3 km / jam.
Hasil balapan ini membuat Sean dan kawan-kawan memimpin klasemen sementara LMP2 berbekal poin ganda khusus untuk Le Mans 24H.
Sean, Stoffel, dan Tom mengoleksi 89 angka, begitu juga dengan JOTA #28. Mereka mengungguli WRT #31 dengan nilai 81, melonjak ke urutan teratas dari tangga ketiga.
Dukungan spiritual
Dalam melakoni sesuatu, dibutuhkan tidak saja dukungan teknis, namun ada yang namanya dukungan spiritual yang diharapkan dapat menimbulkan semacam “relief”, termasuk dalam balapan.
Sean Gelael tetap berdoa setiap akan turun gelanggang. Ibunda Sean, Rini Gelael, mengajarkan hal ini kepada Sean sejak kecil dan Sean menjalankannya hingga saat ini.
Bahkan ada cuplikan surat Lukman di helm yang dipakai Sean.

“Ibunya berdoa terus untuk anaknya. Ibunya juga yang memilih surat Al Quran itu untuk dipasang di helm Sean,” kata Ricardo.
Surat Lukman merupakan surah ke-31 dalam Al Quran, terdiri atas 34 ayat dan pada ayat 17 berbunyi: يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ
Artinya:
Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.
Nah, petikan surah itu, yang berbunyi “bersabarlah terhadap apa yang menimpamu” , diterjemahkan dalam bahasa Inggris : And be patient for what has befalls you”, (Q.31, 17). Inilah yang tercantum di bagian belakang helm Sean.
Sebelum lomba, helm ini sudah diperkenalkan di akun medsos FIA World Endurance Championship dan mendapat respons positif.
Di Le Mans, Sean Gelael tampil dengan rasa percaya diri tinggi, padahal ia pun harus sebagai “test driver” untuk menguji kendaraan dan “membaca” jalur laga, karena dua temannya pada saat “Test Day” masih belum datang ke La Mans karena sedang mengikuti laga Formula E.
“Ia jadi penentu untuk set-up kendaraan yang juga dinaiki kedua temannya,” kata Ricardo, sembari tak putus-putusnya mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung Sean selama ini.
Orangtua mana yang tak bangga dan bahagia, menyaksikan puteranya mengibarkan Merah Putih di ajang lomba ketahanan paling bergengsi, kemudian berhasil membawa kado kemenangan untuk negara dan bangsa bertepatan dengan Dirgahayu ke-76 RI, serta untuk HUT ibunda tercinta.
Lomba FIA WEC 2021 masih menyisakan dua putaran lagi di Bahrain pada Oktober-November 2021.
Selamat Sean Gelael, kamu sudah menorehkan catatan sejarah di Le Mans 24 Jam, dalam kehidupan balapmu. (*)