Friday, April 19, 2024
Home > Cerita > Cerita Bale-Bale > Jangan Bangga Buat Kesalahan

Jangan Bangga Buat Kesalahan

Jangan Bangga Berbuat Kesalahan

Jangan Bangga Berbuat Kesalahan, (avivsyuhada.wordpress.com)

Pada saat ini, sungguh biasa kita menyaksikan orang dengan penuh kesadaran dan kebanggaan, berbuat salah. Di jalan raya, mungkin setiap detik Anda bisa melihat betapa pelanggaran aturan dianggap sangat biasa, dan pelakunya tenang-tenang saja. 

Bahkan barangkali dia bangga bisa melawan peraturan, dan bangga tidak ada yang menegur atau menghukumnya (polisi takkan pernah dapat berada di semua titik jalan raya karena keterbatasan jumlah).

Lihatlah bus kota, yang seenaknya berhenti dan bahkan parkir meskipun di depannya ada rambu S dicoret. Artinya di titik itu, berhenti saja tidak boleh, eh si supir malah menghentikannya bisnya di sana untuk menunggu penumpang.

Bus antarkota sudah dilarang menurunkan penumpang di jalan tol, tetapi sepanjang tol tengah kota, kita mudah melihatnya, di pintu keluar atau masuk tol.

Lihat saja di titik-titik keramaian, entah pasar atau persimpangan, pusat pertokoan, mikrolet dan bus kota tidak perduli apakah mereka yang berhenti di jalan sempit itu, akan mengganggu pengguna jalan raya lainnya atau tidak. Santai saja. Mereka ini dibekingin timer, yang akan mengatur calon penumpang dan sebagai imbalannya berhak mengutip sekian ribu rupiah dari kendaraan umum yang “ngetem” di sana.

Karena kondisi ini, tidak sedikit pula pengguna jalan yang ikut-ikutan melanggar aturan. Banyak sekali sepeda motor yang menghindari macet dengan berjalan melawan arus. Di wilayah Jakarta Kota, bajaj pun santai saja melawan arus untuk menghindar perputaran yang jauh dan macet. Dan dibiarkan.

Tahun 1970an, dikenal istilah slonong boy bagi perilaku menyimpang ini dan orang pada umumnya malu melihat perilaku yang menyimpang ini. Orangtua menasehati anak-anaknya jangan sampai menjadi slonong boy yang memalukan keluarga, karena umumnya dilakukan masyarakat golongan bawah, tidak terdidik, tidak tahu adat.

Tapi sekarang, tampaknya tidak pernah ada lagi nasehat seperti itu karena kita terbiasa melihatnya, artinya sudah menjadi kelakuan bersama-sama. Padahal seharusnya kita jangan buat kesalahan.

Sering kita mendengar sepeda motor yang dibawa meraung-raung padahal di dalam kompleks perumahan, atau di jalan kampung yang sempit. Tidak heran sudah ada beberapa kali kejadian, orang seperti itu dikeroyok, dipukuli, karena dianggap tidak sopan terhadap orang sekitar.

Saya sendiri suka melihat orang merokok semau hati padahal di depannya ada tulisan besar, Dilarang Merokok. Sebenarnya merokok, sakit paru-paru, mati sengsara adalah urusan dia. Tetapi membuat orang lain terpapar asap, kena pilek atau terbatuk, merupakan kesalahan karena merugikan orang, jadi bukan sekadar melanggar undang-undang. Tapi kebanyakan pelakunya tenang-tenang saja, walau mungkin dia salat lima kali sehari, rajin ke tempat ibadah, dan di rumah peduli pada keluarga.

Sungguh kontradiktif, memahami agama dan taat menjalankan perintahNya tetapi ketika urusan pertanggungjawaban sosial, dia nol besar.

Seharusnya kita sadar bahwa salah itu ya salah. Bukan hanya melanggar hukum positif yang berlaku di sebuah wilayah pemerintahan, kesalahan itu pun sedikit demi sedikit akan menjadi beban yang menumpuk di pundak kita, mengisi karung kesalahan yang akan diperhitungkan di hari akhir kelak.

Kesalahan itu tidak hilang, bahkan beranak pinak. Karena orang yang suka dan senang berbuat salah biasanya akan ketagihan dan semakin sering melakukannya. Bukan malah kapok.
Dan tentu saja ketika kita mengira ibadah kita sudah besar nilainya, kantung kebaikan kita telah begitu besar volume-nya, ternyata dihitung-hitung nanti, eh jadi minus, defisit setelah dikurangi kesalahan-kesalahan yang kita buat setiap saat. Sungguh rugi.

Maka janganlah bangga berbuat salah. Lebih baik berpikir, selain merugikan orang, tiap kesalahan justru akan membuat amal ibadah kita berkurang dan berkurang. Bahkan bisa habis. Mau?

(Bung Hen)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Hallo kawan, silahkan klik tombol Like / Follow untuk mendapatkan berita dan tulisan terbaru