MIMBAR-RAKYAT.com (Jakarta) – Ricardo Gelael berulang tahun pada Rabu 13 Januari 2016 dan tentu saja di antara hal yang menggembirakan hatinya adalah kemenangan putra semata wayang, Sean Gelael, di Sirkuit Internasional Chang, Buriram, Thailand, Minggu (10/1-2016).
Ricardo Gelael, pengusaha dan mantan atlet otomotif, lahir di Jakarta pada 13 Januari 1959, menikah dengan RA Rini Sudarini (Rini Gelael) yang melahirkan pebalap tangguh Indonesia, Sean Gelael, pada 1 November 1996.
Sean malang melintang di kancah balap sejak usia delapan tahun, sampai akhirnya tampil di jenjang laga Formula Dua (F2) sebagai pengganti laga GP2, yang merupakan tangga akhir untuk masuk ke perlombaan jet darat tertinggi di dunia, Formula Satu (F1).
Musim lalu ia berlaga di kancah lomba Formula Renault 3.5 serta beberapa putaran GP2. Sebelum konsentrasi penuh di ajang F2 2016, ia mengikuti dua dari empat putaran lomba ketahanan Le Mans Asia. Pada laga putaran ketiga Minggu di Buriram, ia tampil sebagai juara pertama, bersama rekan akrabnya Antgonio Giovinazzi dari Italia.
Apa yang menggembirakan bagi orang tua? Bila puteranya berhasil melakukan sesuatu dengan “benar” sesuai dengan apa yang diharapkannya serta apa yang diinginkan si anak.
Apa keinginan Sean di Buriram? Ya tentu saja kemenangan, seperti sudah dilakukannya di beberapa laga sebelumnya saat ia naik podium, baik di kancah laga karting nasional, Asia dan Eropa, Formula Pilota, Formula 3 British, FIA Formula 3 Eropa, Formula Renault 3.5.
Nah, kemenangan Sean di Buriram tentu menggembirakan Ricardo dan ini jelas secara tidak langsung menjadi kado baginya dalam merayakan bertambahnya usinya satu tahun dari tahun sebelumnya.
“Kemenangan perlu bagi seorang atlet, untuk lebih memacu passion dan semangatnya pada perlombaan berikutnya. Saya menilai teknis berlomba Sean semakin meningkat dan ketahanan mentalnya bertambah tinggi,” kata Ricardo.
Ricardo Gelael yang akrab dipanggil Kadok, – dalam balapan seangkatan dengan Tommy Soeharto, Chandra Alim, Oky Harwanto dan yang lainnya – dahulu akrab dengan balapan karting, sprint dan speed rally – sempat tampil sebagai juara nasional reli mobil pada 2006.
Ia selalu membawa Sean menonton acara balapan. “Saya mengatakan kepada Sean bahwa saya seorang pebalap,” kata Ricardo suatu saat, dan Sean menjawab, “Coba Dad tunjukkan kehebatannya sebagai pebalap.”
Dan sejak itu, – ketika Sean berusia 6-7 tahun,- kata Ricardo, ia pun kerap membawa Sean menonton balapan, termasuk ketika ia sedang beraksi di sirkuit atau lintasan reli – sampai akhirnya Sean sudah berada di sisi kiri pebalap lain ketika menjadi navigator di ajang reli sprint, di usianya yang baru delapan tahun.
Nah, hasil perlombaan terakhir di Buriram, Thailand, Minggu (10-1-2016), cukup memuaskan mengingat itu penampilan perdana Sean dan Anto di atas mobil Le Mans Prototype (LMP). Sean pun memetik banyak manfaat dari keikutsertaannya dalam lomba ketahanan selama tiga jam ini.
“Apa pun jenis balapannya, banyak manfaat yang bisa diambil. Di ajang LMP, saya belajar mengenai manajemen waktu, menjaga konsistensi, serta melatih kondisi fisik agar tetap prima,” kata Sean.
Sean mengikuti Asian Le Mans Series pada rehat panjang kompetisi balap kursi tunggal dan sebagai persiapan menjaga kondisi fisik dan mental sebelum tampil semusim penuh di ajang Formula 2 2016.
Penampilan Sean di Buriram itu disaksikan langsung oleh Adrian Campos, pemilik Tim Campos Racing yang menjadi tim Sean di Formula 2 musim depan.
“Ini bagus buat Sean karena setiap kilometer yang dijalani pasti memberikan manfaat dan pengalaman bagi seorang pebalap. Balapan ketahanan juga bisa membantu Sean menjadi pebalap yang lebih lengkap,” ujar Adrian.
Semoga Sean Gelael semakin berjaya pada acara lomba 2016 dan Selamat Ulang Tahun Pak Ricardo. (arl)
